kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dubes Jerman dukung Indonesian Sustainable Palm Oil System


Minggu, 11 Februari 2018 / 15:28 WIB
Dubes Jerman dukung Indonesian Sustainable Palm Oil System
ILUSTRASI. Panen Kelapa Sawit


Reporter: Abdul Basith | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Federal Jerman untuk Republik Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Michael Freiherr von Ungern-Sternberg mendukung penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil System ( ISPO).

Dubes Jerman mendukung pelaksanaan ISPO karena bersifat wajib bagi semua pelaku usaha perkebunan. Apalagi ISPO merupakan praktik keberlanjutan yang mengacu kepada aturan pemerintah.

"Seharusnya, pelaku sawit yang menerapkan ISPO berhak atas harga premium juga," kata Michael dalam siaran pers, Minggu (11/2).

Penerapan ISPO bagi perkebunan sawit dinilai perlu disetarakan dengan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Selain itu, Michael juga sepakat agar tidak ada diskriminasi bagi minyak sawit.

Michael mendukung perlakuan yang adil dan tanpa diskriminasi bagi minyak sawit. Kebijakan tersebut baik yang bersifat tarif seperti penerapan bea masuk yang tinggi ataupun non tarif seperti resolusi parlemen Uni Eropa (UE).

Industri minyak sawit pun didorong untuk meningkatkan kerjasama dengan pihak petani, agar sawit lebih berkeadilan.

Sebelumnya, Michael sempat mengunjungi perkebunan sawit PT Paya Pinang di Desa Paya Pinang, Kabupaten Sergai, Sumatera Utara. Pada kunjungan tersebut ia didampingi oleh Kacuk Sumarto, Ketua Bidang Otonomi Daerah Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

Kacuk menjelaskan ada empat aspek penting dalam industri minyak sawit Indonesia. Pertama, sawit Indonesia tidak butuh perlakuan istimewa melainkan diberikan perlakuan adil.

Kedua, sawit Indonesia berupaya memperbaiki tata kelolanya. Perbaikan tata kelola pun dilakukan oleh pengusaha minyak sawit Indonesia mengingat pentingnya bagi penghasilan mereka. Penjagaan kelestarian alam juga diperlihatkan dengan penanaman pada lahan terdegradasi bukan hutan primer.

Ketiga, perkebunan sawitnya menggunakan pupuk organik sekitar 65%. "Penggunaan limbah di kebun sawit merupakan bagian dari zero waste," terang Kacuk.

Keempat, industri perkebunan sawit juga akan memerhatikan kesejahteraan para pemangku kebijakan dalam industri sawit. Hal itu termasuk juga petani kecil di dalamnya.

Menurutnya, pengusaha minyak sawit siap untuk berdialog dengan pihak lainnya yang masih butuh pemahaman lebih mengenai minyak sawit. "GAPKI siap berdialog dengan kedubes lain maupun NGO untuk mengkomunikasikan aspek positif dan kontribusi sawit," jelas Kacuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×