kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efisiensi menopang laba Delta Djakarta


Kamis, 03 Agustus 2017 / 12:25 WIB
Efisiensi menopang laba Delta Djakarta


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kinerja penjualan PT Delta Djakarta Tbk sepanjang semester I 2017 lalu memang saja turun. Namun, strategi efisiensi pengeluaran mampu mengerek kinerja laba bersih produsen minuman beralkohol ini.

Menurut publikasi iklan laporan keuangan Delta Djakata di Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan semester I 2017 tercatat Rp 723,46 miliar atau turun 11,87% ketimbang periode yang sama tahun 2016. Sementara laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersih, justru naik 17,26% menjadi Rp 124,94 miliar.

Perlu dicatat, Delta Djakarta belum merilis laporan keuangan semester I 2017 secara lengkap. Jadi, kalau hanya mengacu pada publikasi iklan laporan keuangan, beban pokok penjualan perusahaan ini memang tampak susut 22,19% menjadi Rp 96,97 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Yang terang, manajemen Delta Djakarta mengaku kenaikan laba bersih adalah bukti strategi efisiensi pengeluarannya. "Kami menekan biaya yang tidak perlu," ujar Ronny Titiheruw, Direktur PT Delta Djakarta Tbk kepada KONTAN, Selasa (1/8).

Selain itu, pemilihan lokasi pemasaran juga menjadi faktor lain yang menopang kinerja. Sejak pemerintah melalui Kementerian Perdagangan membatasi area penjualan minuman beralkohol, Delta Djakarta semakin fokus menggarap area wisata.

Tak ayal Bali menjadi surga pendapatan bagi Delta Djakarta. Selain Pulau Dewata, Jawa juga masuk dalam dua kategori wilayah penyumbang pendapatan terbesar. Hanya saja, perusahaan berkode saham DLTA di Bursa Efek Indonesia itu tak mendetailkan persentase maupun nilai penjualan dari Bali dan Jawa.

Berkaca dari pencapaian semester I 2017, Delta Djakarta bakal konsisten dengan strategi yang sudah dipilih. Sembari melanjutkan strategi tersebut, mereka akan memacu penjualan ekspor dengan target utama negara di kawasan Asia. "Saat ini kami sudah mengekspor ke sejumlah negara di ASEAN dan Taiwan," terang Ronny.

Kalau mengintip laporan keuangan Delta Djakarta pada periode kuartal I 2017, penjualan ekspor hanya tercatat Rp 112,21 juta. Bandingkan dengan penjualan penjualan domestik yang sebesar Rp 455,63 miliar.

Demi menunjang target kinerja sepanjang tahun ini, Delta Djakarta sudah mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp 11 miliar. Sementara proses produksi mereka mengandalkan pabrik yang sudah beroperasi.

Ingin tumbuh

Sebagai informasi saja, Delta Djakarta memiliki total kapasitas produksi terpasang 1,1 juta hekto liter per tahun. Perusahaan itu mengaku utilitas atau tingkat keterpakaian mesin saat ini berada pada kisaran 70%.

Adapun produk terlaris Delta Djakarta adalah Anker dengan dominasi penjualan hingga 70%. Kontribusi penjualan sisanya dari produk San Miguel Pale Pilsen, Carlsberg, San Mig Light, Cerveza Negra dan Kuda Putih.

Hingga akhir tahun 2017 nanti, Delta Djakarta masih melihat tantangan industri yang besar. Terutama adalah daya beli masyarakat yang belum gereget. Apalagi, pertumbuhan ekonomi juga tidak terlalu baik.

Biarpun begitu, Delta Djakarta berharap rapor penjualan tahun 2017 bisa lebih baik ketimbang semester I 2017. Minimal, ada pertumbuhan kinerja penjualan tahun ini dibandingkan tahun 2016. "Harapannya lebih bagus dibandingkan tahun kemarin," imbuh Ronny.

Tahun lalu, Delta Djakarta mencatatkan penjualan Rp 1,66 triliun. Nilai penjualan itu tumbuh 5,73% ketimbang penjualan tahun 2015 yang tercatat Rp 1,57 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×