kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor Jamu Bakal Singset 20%


Jumat, 21 November 2008 / 08:16 WIB
Ekspor Jamu Bakal Singset 20%


Reporter: Nurmayanti |

JAKARTA. Industri jamu juga tak kebal dari krisis. Meski, produk jamu sebagian besar menggunakan bahan baku lokal dan melalui proses tradisional. Pasar ekspor jamu bakal melorot 20% dari Rp 1 triliun yang menjadi target pengusaha hingga akhir tahun.

Penjualan turun di pasar ekspor terkait dengan daya beli yang melemah. Selama ini, produk jamu belum menjadi konsumsi utama, khusus di Amerika dan Eropa. Saat ini, negara tujuan ekspor produk jamu nasional antara lain negara-negara di Asia,India, Amerika, Eropa dan China. Pelemahan penjualan terbesar terjadi di Amerika dan Eropa. Sebab itu, pengusaha mengaku akan memfokuskan penjualan ke negara di Asia seperti China dan India.

"Tapi kami juga butuh dukungan dari pemerintah untuk ini," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu Charles F Saerang, Kamis (20/11).

Sudah pasti, kondisi ini mempengaruhi kinerja industri jamu pada masa mendatang. Khususnya, terkait target yang tertuang dalam road map Kadin bahwa pada 2010 nilai ekonomi akan mencapai Rp 10 triliun. Dengan kegiatan ekspor yang mampu menembus 20 negara, termasuk negara-negara yang sangat ketat menerapkan standar kualitas seperti Jepang dan Eropa.

 Namun,pengusaha mendapatkan sedikit angin segar dari penjualan di dalam negeri. Hingga akhir 2008, penjualan jamu diperkirakan menembus Rp 7,2 triliun, naik hampir dua kali lipat dari 2007 sekitar Rp 2,7 triliun-Rp 3 triliun. "Ini termasuk produk kosmetik, makanan, minuman, suplemen dan sebagainya," kata Charles.

Industri pariwisata berbasis jamu menunjukan kinerja yang sangat baik dengan pertumbuhan mencapai 9% pertahun. Bahkan, beberapa usaha spa berbasis jamu dan ramuan tradisional tumbuh dengan laju hingga 14% per tahun. Nah, usaha ini yang ikut memberikan sumbangsih hingga penjualan jamu di 2008 melonjak tajam dari 2007.

Kendala yang ada, menurut Charles, hanya terkaitpembayaran. Bahwa, pembeli meminta penundaan pembayaran hingga barang yang mereka beli dari industri benar-benar laku terjual. "Atinya, terjadi pembayaran yang lamban," ujarnya.,

Saat ini, jumlah industri jamu skala besar dan kecil total sebanyak 1.320 usaha. Pengusaha secara konsisten terus menggelar kenpenelitian terhadap tanaman obat unggulan seperti jahe, emulawak, sambiloto, pegagan dan kencur. Hal tersebut bertujuan memberikan nilai tambah bagi para petani yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

"Pemerintah kami minta juga ikut membantu agar industri jamu lebih besar lagi," kata Charles., Bantuan lain, agar pemerintah melalui sarana pelayanan kesehatan masyarakat seperti Puskesmas dan Rumah Sakit dapat memanfaatkan produk jamu, terutama jamu herbal terstandar dan fitofarmaka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×