kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor minyak kelapa sawit 2017 naik 23%


Selasa, 30 Januari 2018 / 18:17 WIB
Ekspor minyak kelapa sawit 2017 naik 23%
ILUSTRASI. Kelapa Sawit


Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor minyak sawit Indonesia diprediksi akan terus bertumbuh. Pertumbuhan ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya mengalami kenaikan 23%.

"Ekspor minyak sawit tahun 2017 lumayan, naik 23%," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) GAPKI, Togar Sitanggang dalam konferensi pers, Selasa (30/1).

Ketika 2016, ekspor minyak sawit Indonesia dicatatkan sebesar 25,11 juta ton. Angka tersebut menghasilkan nilai ekspor sebesar US$ 18,22 miliar.

Tahun 2017 ekspor minyak sawit meningkat hingga 31,05 juta ton. Volume ekspor tersebut setara dengan nilai ekspor yang mencapai US$ 22,97 miliar.

"Nilai ekspor minyak sawit tahun 2017 ini merupakan nilai tertinggi yang pernah dicapai sepanjang sejarah ekspor minyak sawit Indonesia," terang Togar.

Kenaikan tersebut terlihat dari beberapa negara utama sasaran ekspor minyak sawit Indonesia. Togar bilang hampir semua negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia mencatatkan kenaikan permintaan minyak sawitnya.

India mencatatkan kenaikan permintaan yang signifikan baik secara volume maupun persentase. Sepanjang tahun 2017 India meningkatkan permintaan minyak sawitnya menembus 7,63 juta ton atau naik 1,84 juta ton atau naik 32% dibandingkan dengan tahun 2016 dimana total permintaan sebesar 5,78 juta ton.

Ekspor ke negara di Afrika juga mencatatkan peningkatan 50%. Ekspor tahun 2016 sebesar 1,52 juta ton naik pada tahun 2017 sebesar 2,29 juta ton.

Kenaikan terus diikuti oleh China sebesar 16%. Tahun 2016 ekspor ke China sebesar 3,23 juta ton naik menjadi 3,73 juta ton pada tahun 2017.

Meski terdapat hambatan, ekspor ke negara Uni Eropa naik 15%. Volume ekspor yang dicatatkan pada tahun 2016 sebesar 4,37 ton naik menjadi 5,03 juta ton.

Pakistan naik dari 2,07 juta ton menjadi 2,21 juta ton ataunsetara dengan 7%. Sedangkan Amerika Serikat naik 9% dari 1,08 juta ton menjadi 1,18 juta ton pada tahun 2017.

Kenaikan signifikan juga diperlihatkan ekspor Bangladesh sebesar 36%. Ekspor pada 2016 sebesar 922,85 ribu ton menjadi 1,26 juta ton.

Pertumbuhan juga terjadi di Timur Tengah. Kenaikan ekspor sebesar 7% dari 1,98 juta ton, menjadi 2,12 juta ton pada 2017 membuat catatan ekspor Indonesia meningkat.

"Ekspor pasar tradisional minyak sawit Indonesia terus bertumbuh," jelasnya.

Ekspor tahun 2018 ditargetkan akan naik mencapai 10%. Namun, ekspor dinilai dipengaruhi oleh banyak faktor.

Pembukaan pasar baru serta menjaga pasar yang telah ada pun dinilai dapat menumbuhkan ekspor. Pertumbuhan penduduk dunia dinilai akan meningkatkan kebutuhan minyak sawit. Namun, produksi minyak nabati lain juga akan mempengaruhi ekspor.

Sejumlah hambatan pun dinilai masih menghantui ekspor minyak sawit Indonesia. Hambatan tersebut seperti tuduhan dumping oleh Amerika Serikat selain itu rencana Uni Eropa juga akan menghambat ekspor.

Tidak hanya ekspor, GAPKI juga menargetkan kenaikan konsumsi domestik sebesar 5%. Pada tahun 2017 konsumsi domestik tidak mengalami perubahan signifikan, tetapi pada tahun 2018 melihat banyaknya perayaan serta pertumbuhan penduduk akan membuat konsumsi domestik meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×