kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor mobil Toyota Indonesia melaju 18%


Selasa, 30 Januari 2018 / 19:29 WIB
Ekspor mobil Toyota Indonesia melaju 18%
Ekspor mobil toyota


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kendaraan ekspor otomotif global terbukti lebih positif ketimbang domestik.

Terbukti, dari hasil ekspor PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berhasil mencetak kenaikan ekspor model Completly Built-Up (CBU) sepanjang 2017 lalu sebesar 199.600 unit. Angka naik 18% dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 169.100 unit mobil.

Ini juga merupakan pencapaian volume tertinggi sejak kegiatan ekspor Toyota Indonesia dimulai tahun 1987 yang lalu. Selain faktor eksternal, yaitu membaiknya perekonomian sejumlah negara tujuan ekspor, peningkatan daya saing perekonomian Indonesia melalui percepatan pembangunan infrastruktur, dan kebijakan deregulasi, sangat berperan dalam capaian tersebut.

Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono menjelaskan semua itu hasil dari sinergi kebijakan pemerintah yang kian kondusif dalam mendorong perbaikan daya saing perekonomian dan usaha terus menerus seluruh pihak yang terlibat dalam grup Toyota, pemasok serta rantai bisnis Toyota di Indonesia dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas kerja yang membuat produk buatan Indonesia semakin diterima di negara tujuan ekspor.

“Untuk itu, kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah memungkinkan Toyota mencatat rekor baru untuk ekspor,” kata Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono dalam keterangan pers, Selasa (30/1).

Kontribusi terbesar pada pencapaian ekspor Toyota berasal dari model Sport Utility Vehicle (SUV) Fortuner yang mencapai 69.700 unit. Angka ini juga merupakan rekor tertinggi ekspor Fortuner dalam 5 tahun terakhir. Produk ekspor lainnya yang diproduksi di pabrik TMMIN yang juga berkontribusi besar dalam pencapaian rekor ini adalah model sedan Vios dengan jumlah 28.450 unit.

Kijang Innova, Sienta dan Yaris turut melengkapi performa ekspor kendaraan bermerek Toyota dengan total 18.700 unitDari sisi laju pertumbuhan, Sienta menempati urutan tertinggi mencapai 51,0%, diikuti Fortuner 42,2%, sedangkan Vios 19,3%.

Selain itu, Toyota juga mengekspor beberapa model lain yakni Avanza, Rush, Agya (Wigo) dan Town/Lite Ace yang diproduksi oleh grup Toyota di Indonesia yaitu Astra-Daihatsu Motor dengan jumlah total sebanyak 82.700 unit.

“Di sisi lain, model sedan Vios yang telah kami produksi secara lokal sejak tahun 2013 lalu, menjadi keistimewaan tersendiri karena 97% dari total produksinya ditujukan untuk pasar ekspor,” tambah Warih.

Selain dalam bentuk CBU, tahun 2017 TMMIN juga telah mengekspor 47.600 unit kendaraan dalam bentuk terurai/Completely Knock Down (CKD) mesin utuh tipe TR berbahan bakar bensin sebesar 123.200 unit dan mesin TR berbahan bakar etanol sebesar 5.700 unit. Sedangkan ekspor mesin tipe NR berbahan bakar bensin mencapai 93.300 unit dan NR berbahan bakar etanol 3.700 unit.

Wakil Presiden Direktur TMMIN, Edward Otto Kanter melihat perkembangan indikator perekonomian dalam negeri maupun di luar negeri, TMMIN berharap kinerja 2018 bisa menyamai bahkan lebih baik dibandingkan tahun lalu, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor.

“Kami harapkan hubungan dagang yang baik antara Indonesia dan negara tujuan ekspor juga dapat membantu menjaga volume ekspor kami di tahun ini,” lanjut Edward.

Untuk itu berbagai program peningkatan kinerja akan terus dilakukan pada tahun ini, baik melalui pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) di internal perusahaan maupun di perusahaan pemasok. Serta mendukung program pemagangan pemerintah guna menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten.

Peningkatan kerja sama dengan pemasok dalam penggunaan komponen lokal juga akan terus ditingkatkan. Tahun lalu, TMMIN antara lain berhasil mendorong suplier untuk menggunakan bahan baku non-woven material (material untuk pelapis atap bagian dalam) dan resin polyproylene impact copolymer (plastik) yang diproduksi perusahaan dalam negeri. Tahun ini, TMMIN akan fokus pada upaya penggunaan beberapa bahan baku lokal seperti aluminium dan baja yang bekerja sama dengan beberapa perusahaan lokal negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×