kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Erajaya-Xiaomi jalin kerjasama, apa kata analis?


Minggu, 03 September 2017 / 12:22 WIB
Erajaya-Xiaomi jalin kerjasama, apa kata analis?


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PT Erajaya Swasembada Tbk melalui anak usahanya, PT Erafone Artha Retailindo bekerja sama dengan Xiaomi resmi membuka gerai Authorized Mi Store di Summarecon Mall Serpong (SMS), Tangerang, Banten, Rabu (30/8). Dengan demikian, sudah ada dua Mi Home yang ada di Indonesia.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, hingga akhir 2017, ERAA menargetkan akan membuka 15 gerai Authorized Mi Store di Indonesia.

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, kerjasama tersebut merupakan langkah yang baik untuk meningkatkan target pendapatan ERAA. Hal ini mengingat peminat Xiaomi di Indonesia cukup tinggi.

Meski demikian, Riska menilai, kontribusi dari penjualan Xiaomi sendiri akan terlihat secara bertahap. Tentunya, semakin banyak gerai, makin besar pula kontribusi tersebut.

“Supaya Xiaomi ini berkontribusi besar, ya harus dibuka hampir di setiap cabang yang mereka punya. Era kan ada dimana mana di setiap mal ada, biar orang lebih mengenal cobalah di setiap gerai,” jelas Riska, Kamis (31/8).

Namun, untuk membuka lebih banyak gerai, tentu dibutuhkan pula cost yang lebih besar. Tantangan inilah yang masih perlu diperhatikan menurut Riska. Semakin banyak gerai Mi Home nantinya, tentu semakin besar pula belanja modal (capex) yang dibutuhkan perusahaan.

Tak jauh berbeda, Kevin Juido, Kepala Riset Paramita Alfa Sekuritas melihat bahwa kerjasama ERAA dan Xiaomi memang menjadi sentiment positif untuk ERAA. Namun, menurut dia pengaruhnya belum akan terasa signifikan.

“Sentimannya bagus, namun tidak terlalu signifikan untuk ERAA. Karena ERAA sudah punya distributor besar, Apple dan Samsung. Tanpa Xiaomi masuk pendapatannya juga masih lebih tinggi dari kemarin-kemarin,” tambah Kevin.

Tantangan bagi kerjasama ini menurut Kevin adalah adanya dominasi pemain “big tree” dalam bisnis penjualan hanndphone oleh ERAA. Kevin bilang, saat ini Samsung, Apple, dan Huawei masih menjadi 3 besar merek handphone yang paling dicari di Indonesia.

Prospek saham bagus

Baik Riska maupun Kevin melihat, saham ERAA masih menarik dan punya prospek bagus ke depannya. Menurutnya, kinerja ERAA masih baik, karena sejak 2010 penjualna telepon seluler oleh ERAA terus meningkat.

“Kalau penjualan telpon selulernya mampu mencatatkan kenaikan pendapatan dari tahun 2010. Secara keseluruhan masyarakat kita juga konsumtif. Ketika ada handphone baru ada kecenderungan tambah handphone,” tambah Riska.

Kecendurang konsumsi handphone yang tinggi dari masyarakat menjadi alasan bagi Riska untuk melihat prospek bagus ke depannya. Dengan demikian, Riska merekomendasikan beli untuk saham ERAA di target price 850.

Senada, Kevin melihat bahwa kedepannya ERAA memang bisa menjangkau harga 850. “Kalau diliat beberapa indikator kecenderungannya masih sideways namun ada peluang uptrend untuk ke depannya. Rekomendasi beli di harga 685 dulu,” ujar Kevin, Kamis (31/8).

Adapun pada perdagangan Kamis (31/8), saham ERAA ditutup turun 0,71% dari hari sebelumnya di harga Rp 700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×