kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ExxonMobil salip Chevron jadi kontributor lifting migas terbesar di Indonesia


Minggu, 08 Juli 2018 / 20:39 WIB
ExxonMobil salip Chevron jadi kontributor lifting migas terbesar di Indonesia
ILUSTRASI. EXXONMOBIL


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam waktu singkat ExxonMobil, melalui Mobil Cepu Ltd, sukses menyalip PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) anak usaha Chevron yang mengelola blok Rokan yang sudah bertahun-tahun berada di posisi teratas dalam hal kontribusi minyak Indonesia.

Menurut catatan Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) realisasi lifting minyak hingga semester I tahun ini, rata-rata produksi Mobil Cepu Ltd mencapai 209.900 barel oil per day (BOPD), lebih dari target yang dicanangkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 205.000 BOPD.

Sementara realisasi lifting minyak Chevron berada tipis di bawah ExxonMobil yakni 207.140 BOPD. Realisasi ini juga belum mencapai target APBN yang seharusnya 213.550 BOPD.

Amien Sunaryadi, Kepala SKK Migas mengungkapkan sudah memprediksi kinerja moncer Exxon di blok Cepu, Jawa Timur. Perusahaan asal Amerika itu memang sudah berkomitmen untuk terus meningkatkan produksinya menjadi diatas 200.000 BOPD.

"Sejak Indonesia merdeka, Chevron jadi yang pertama, saya bilang ke Chevron, hati-hati. Kalau tidak hati-hati disalip Exxon," katanya saat ditemui di kantor SKK Migas, pekan lalu (6/7).

Hingga akhir tahun lalu, Chevron masih menjadi yang teratas dengan lifting mencapai 224.300 BOPD sementara Exxonmobil hanya 204.200 BOPD.

Sejak akhir tahun lalu, Exxonmobil mendapat persetujuan dari SKK Migas untuk bisa memproduksi minyak di lapangan Banyuurip, Blok Cepu hingga mencapai kapasitas maksimal 220.000 BOPD.

Exxonmobil telah memenuhi syarat dari SKK Migas agar bisa meningkatkan produksi yakni dengan menemukan cadangan baru yang jumlahnya mencapai 729 juta barel dan bisa bertahan hingga 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×