kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gandum impor pakan ternak dibatasi


Selasa, 28 Juni 2016 / 12:28 WIB
Gandum impor pakan ternak dibatasi


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Setelah membatasi impor jagung pakan ternak, Kementerian Pertanian (Kemtan) membatasi pula kebutuhan gandum impor untuk pakan ternak. Mulai 16 Juni 2016. Kemtan tidak mengeluarkan rekomendasi impor gandum pakan ternak. 

Sejumlah pelaku industri pakan ternak mengkhawatirkan beleid Kemtan ini akan menyulitkan mereka memenuhi pasokan bahan baku pakan. Sebab, sejak Kemtan membatasi impor jagung untuk pakan ternak, para produsen pakan ternak beralih mengimpor  gandum sebagai substitusi jagung. 

Sebagai gambaran, impor jagung pada semester pertama 2016 cuma 800.000 ton, sekitar 57% dari realisasi impor jagung pada periode sama tahun 2015 yang sebesar 1,4 juta ton. 
Sementara pada periode sama realisasi impor gandum untuk pakan ternak mencapai 2,5 juta ton, naik sekitar 987% dibandingkan periode sama tahun lalu yang berkisar 230.000 an ton.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membenarkan telah membatasi impor gandum untuk pakan ternak. "Ini dilakukan untuk mendorong industri pakan ternak menggenjot penyerapan jagung produksi lokal," ujarnya, Senin (27/6).

Amran mengklaim, tahun ini produksi jagung lokal bisa mencapai 24 juta ton. Angka tersebut naik dari produksi tahun lalu yang hanya 19,8 juta ton. Dia berharap, kenaikan produksi itu bisa diserap industri pakan ternak.  

Sudirman, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) mengatakan industri pakan ternak sebenarnya tidak tertarik menggunakan gandum sebagai pakan ternak apabila pasokan jagung mencukupi.

Memang, harga jagung impor lebih mahal ketimbang gandum impor. Kini harga gandum pakan ternak Rp 3.100 per kilogram (kg), sementara  harga jagung impor mencapai Rp 3.900 per kg.

Persoalannya, produsen pakan perlu menambah biaya untuk membeli bahan campuran lain  jika menggunakan gandum.  

"Kalau hanya menggunakan gandum tanpa campuran bahan lain, kaki dan telur ayam  akan pucat. Kondisi ini tidak diminati oleh konsumen Indonesia, sehingga ayam bisa enggak laku," ujarnya.

Toh, impor gandum tetap tinggi pada semester pertama 2016 demi memenuhi kebutuhan bahan pakan ternak.  Bila impor gandum pakan ternak dibatasi pada semester kedua tahun ini, industri pakan ternak akan kesulitan mendapatkan bahan baku untuk pakan ayam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×