kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Geliat olahraga bikin peritel genjot segmen sport


Minggu, 19 November 2017 / 16:33 WIB
Geliat olahraga bikin peritel genjot segmen sport


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai sadarnya masyarakat terhadap gaya hidup sehat dan olahraga membuat peritel mulai melirik ke s egmen tersebut secara khusus. Beberapa peritel sudah mengembangkan segmen tersebut sejak lama, namun beberapa baru mulai untuk menggarap segmen tersebut. Asal tahu saja, berbeda dengan industri ritel lainnya, segmen sport disebut-sebut tidak mengalami penurunan.

Jeremie Ruppert, CEO PT Decathlon Sports Indonesia mulai tahun ini membawa brand asal Prancis itu untuk meramaikan pasar ritel sport tanah air. Menurutnya, segmen ritel sport mengalami anomali dibandingkan kondisi ritel lainnya di Indonesia,

Hal inilah yang meyakinkannya untuk menanamkan investasi sebesar US$ 500 juta selama 10 tahun ke depan di Indonesia."Segmen sport justru bertumbuh di Indonesia, setiap tahun terjadi kenaikan 6%-8% untuk khusus segmen ini, oleh karena itu kami mau investasi besar," kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (19/11).

Menurutnya, dengan semakin menggeliatnya masyarakat untuk berolahraga juga akan mengerek permintaan terhadap produk-produk olahraga. Bahkan tahun depan dirinya langsung akan membangun tiga gerai sekaligus untuk memanfaatkan momentum tersebut. Decathlon juga berencana untuk membangun gudang di Cakung, Jakarta Timur untuk mendukung ekspansinya.

Senada dengan Decathlon, PT Warna Mardhika yang membawahi brand Hammer juga mulai mengenalkan brand baru Hammer Active yang menyasar segmen sport dan aktivitas luar ruang. Brand baru tersebut diluncurkan pada pertengahan bulan ini, dengan langsung ekspansi membuka gerai di enam kota sekaligus yakni Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

“Iya kami baru launching brand Hammer Active pada tanggal 11 November 2017 kemarin,” ujar Mario Hartono, VP Director PT Warna Mardhika beberapa waktu lalu.

Bahkan imbas dari peningkatan permintaan dari segmen sports juga menstimulus PT Sepatu Bata Tbk (BATA) yang mengakui bahwa salah satu pengembangan dilakukan kepada brand Power yang menyasar sports. Sebab saat ini, perusahaan memiliki kinerja cukup baik di segmen sepatu sport sehingga dengan adanya demand yang meningkat potensi peningkatan penjualan juga bisa dilakukan.

Alex Soto, Chief Collection Manager BATA mengatakan bahwa pengembangan dilakukan dengan spesifik melihat kebutuhan pelanggan dan didukung dengan teknologi. Apalagi perusahaan juga merespon pasar dengan mengeluarkan dua koleksi Lighweight sekaligus yakni Power X-Rise dan Power Kinetik. "Power merek yang mengkombinasikan lebih banyak teknologi dengan harga terjangkau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujar dia.

PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) yang sudah lebih dulu masuk ke ritel sport melalui MAP Active juga terus menjaga pasarnya dengan menambah gerai ritel baru. Melalui flagship seperti Sport Station, Planet Sports, The Athlete Foots hingga Golf House. Dari pipeline pembangunan 200 gerai baru tahun ini sebanyak 130 gerai memang difokuskan salah satunya untuk pengembangan MAP Active.

Sampai saat ini pihak MAPI belum mau membeberkan berapa realisasi pembukaan gerai untuk segmen sport. Namun sejak awal memang perusahaan tengah fokus mengembangkan segmen MAP Active, specialty store dan food and beverages. Apalagi perusahaan juga memiliki rencana membawa MAP Active untuk melantai di Bursa Efek Indonesia menyusul MAP Boga.

Bhima Yudhistira Adhinegara, pengamat ekonomi institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan, memang saat ini segmen ritel olahraga masih cukup menarik. Sebab untuk industri ritel segmen olahraga dan grosir tidak terlalu terdampak dari gempuran e-commerce. Apalagi dengan sasaran ritel sport yang menyasar kelas menengah atas.

"Segmen ritel olahraga masih cukup menarik, produk olahraga juga salah satu produk yang masih dibeli melalui ritel fisik. Contohnya konsumen yang beli sepatu olahhraga perlu mencoba ukurannya dulu. Begitu juga soal garansi, konsumen masih memilih toko olahraga fisik," ujarnya.

Selain itu, menurutnya potensi untuk ekspansi toko olahraga di daerah juga masih cukup besar karena memang tidak terdampak dari gempuran online. Apalagi dengan sasaran kelas menengah yang memang menjadi market terbesar untuk segmen olahraga ini bisa membuat peritel menggenjot penjualannya ke depan.

"Pertumbuhan kelas menengah di Indonesia tertinggi di Asia yakni mencapai 74 juta orang. Tahun 2020 angkanya diprediksi tumbuh 141 juta orang. Itu naik lebih dari dua kali lipat hanya dalam tiga tahun," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×