kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GJTL membidik pertumbuhan 10%-15%


Selasa, 22 Maret 2016 / 07:55 WIB
GJTL membidik pertumbuhan 10%-15%


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) berharap, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) bisa semakin stabil. Pemulihan pertumbuhan ekonomi juga diharapkan bisa mendorong pendapatan GJTL.

Produsen ban ini yakin pada tahun ini masih bisa mencetak pertumbuhan pendapatan sekitar 10%-15%.

Chatarina Widjaja, Direktur GJTL, mengemukakan, tahun ini manajemen perusahaan masih akan mengandalkan ekspor dari Amerika Serikat (AS). Dia mengatakan, GJTL belum memiliki tujuan ekspor baru.

Meski demikian, ada beberapa produk baru yang bakal diekspor. Misalnya saja, produk ban sepeda motor. "Meski masih sedikit, diharapkan bisa meningkat dan menambah pendapatan," ungkap Chatarina, saat ditemui di Jakarta, akhir pekan lalu.

Tahun ini, GJTL menganggarkan belanja modal antara US$ 40 juta hingga US$ 50 juta hanya untuk pemeliharaan infrastruktur. Nilai ini masih belum termasuk rencana pengembangan usaha.

"Kami masih akan mengandalkan kas internal untuk memenuhi kebutuhan tahun ini dan belum ada rencana mencari pendanaan dari luar," imbuh Chatarina.

Manajemen GJTL yakin, dengan nilai tukar rupiah yang terus membaik, perusahaan ini bisa membidik pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi. Maklumlah, kinerja GJTL banyak dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Hal tersebut terlihat pada kinerja keuangan hingga kuartal ketiga tahun lalu. Pada periode itu, penjualan GJTL masih menurun dari sebelumnya Rp 9,6 triliun menjadi sekitar Rp 9,5 triliun.

Depresiasi nilai tukar rupiah pada tahun lalu juga membuat GJTL mencetak kerugian kurs mata uang asing yang sangat tinggi, yakni mencapai Rp 1,1 triliun. Hal ini mengakibatkan perusahaan membukukan kerugian bersih sebesar Rp 749,6 miliar.

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, GJTL masih membukukan laba bersih Rp 236 miliar. Bottom line GJTL memang rentan terhadap pergolakan nilai tukar rupiah. Hal tersebut karena perusahaan juga memiliki sebagian utang dalam dollar AS.

Total liabilitas GJTL mencapai Rp 12,1 triliun. Sementara ekuitasnya hanya tercatat Rp 5 triliun.

Harga saham GJTL pada perdagangan Senin (21/3) ditutup menguat 0,81% menjadi Rp 620 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×