kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,54   -7,83   -0.79%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga bahan baku tekan industri pakan


Minggu, 04 Maret 2018 / 16:59 WIB
Harga bahan baku tekan industri pakan


Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan baku yang tinggi menekan industri pakan ternak di Indonesia.

Tingginya harga bahan baku tersebut diakibatkan larangan impor jagung yang dibuat oleh Kementerian Pertanian (Kemtan). Akibat harga jagung domestik naik, harga pakan ikut terkerek.

"Harga pakan ayam di Indonesia lebih mahal dari Jepang akibat dari harga jagung yang mahal," ujar Anton Supit, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang peternakan  kepada KONTAN, Minggu (4/3).

Jagung merupakan bahan baku utama dalam pembuatan pakan ternak. Komposisi penggunaan jagung pun dinilai dapat mencapai 50% bahkan lebih.

Selain jagung, industri pakan ternak menggunakan bahan campuran yang berasal dari produksi domestik dan impor.

Bahan campuran pakan yang diproduksi domestik seperti sorgum dan katul. Sementara bahan campuran pakan ternak yang berasal dari impor seperti kedelai dan gandum.

Bahan campuran yang berasal dari impor juga membuat nilai tukar rupiah menjadi faktor penentu. Anton bilang nilai tukar rupiah yang melemah membuat beban penjualan pun meningkat.

"Harga bungkil kedelai naik sebab rupiah melemah," terang Anton.

Guna memperbaiki hal tersebut diperlukan penyediaan bahan baku pakan yang kompetitif. Produksi bahan baku yang kompetitif tersebut juga diperlukan pengembangan ladang jagung di Indonesia.

Menurut Anton, pengembangan ini bisa dilakukan dengan penggunaan benih yang berkualitas. 

Selain benih, teknologi pasca panen pun perlu didukung untuk efisiensi hasil panen. Efisiensi tersebut selain dapat menurunkan harga juga akan memberikan keuntungan bagi petani.

"Petani jagung akan mendapatkan profit dari peningkatan produktifitas dan dukungan fasilitas pasca panen seperti pengering serta gudang penyimpanan," jelas Anton.

Beban perusahaan yang naik akibat harga jagung dirasakan oleh industri pakan. Salah satunya adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

Pada tahun 2017, emiten berkode saham JPFA ini mengalami kenaikan beban penjualan. Berdasarkan laporan keuangan yang terdapat di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) beban penjualan JPFA sebesar Rp 24,57 triliun, naik dari tahun 2016 yang sebesar Rp 21,58 triliun.

Beban penjualan terbesar dari JPFA didominasi oleh bahan baku yang digunakan. Total bahan baku yang digunakan pada 2017 mencapai Rp 21,56 triliun. Tahun sebelumnya pengeluaran JPFA untuk bahan baku Rp 18,83 triliun.

Naiknya beban penjualan tahun 2017 berpengaruh pada laba perusahaan yang turun. Laba komperhensif tahun berjalan JPFA tahun 2017 turun 36,78% menjadi Rp 1,03 triliun.

Padahal, penjualan JPFA tahun 2017 mencapai Rp 29,6 triliun, naik dibanding tahun 2016 yang Rp 27,06 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×