kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga dan stok beras di daerah aman


Minggu, 13 Mei 2018 / 19:33 WIB
Harga dan stok beras di daerah aman
ILUSTRASI. Pedagang beras merugi


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga dan stok beras di daerah dinilai masih aman. Pasalnya masa panen baru tiba sehingga ketersediaan beras masih aman dan harga diperkirakan tidak akan melambung tinggi. Adapun kedatangan impor beras dirasa tidak akan menjadi ancaman untuk harga beras daerah.

Arief Budiman, seorang pedagang beras dari Klaten, Jawa Tengah mengatakan Untuk harga beras medium dari penggilingan saat ini berada di kisaran Rp 9.000 - Rp 9.400 dan beras premium di Rp 10.400. Harga ini masih di bawah HET yang ditetapkan untuk Jawa, yakni harga beras medium Rp 9.450/kg dan premium Rp 12.800/kg.

"Kita masih baru masa panen, jadi harga beras saat ini turun dan sampai puasa ramadan nanti juga seharusnya masih aman," jelas Arief saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (13/5).

Adapun Arief memperkirakan hasil panen di daerahnya berkisar 6-7 ton padi per hektare. Sedangkan dengan luas lahan Jawa Tengah, per data Badan Pusat Statistik tahun 2015 untuk provinsi tersebut adalah 965.262 hektare.

Sedangkan untuk harga beras dari Medan, Sumatera Utara, menurut informasi dari salah satu pedagang distributor beras Medan toko Sembilan Bako yang dihubungi Kontan, harga beras per 30 kilogram dijual di kisaran Rp 115.000 - Rp 300.000 untuk beras medium dengan keadaan stabil dan tidak ada kenaikan signifikan.

Artinya, per kilogram, harga beras berada dalam kisaran Rp 3.800 - Rp 10.000 per kilogram, dus artinya ada yang melewati HET Sumatera yang ditetapkan di Rp 9.950 per kilogram beras medium dan Rp 13.300 per kilogram beras premium.

Sedangkan mengenai harga beras Cipinang, Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid memastikan harga tetap stabil di harga tidak mengalami kenaikan signifikan dengan beras medium di kisaran Rp 8.700 - Rp 9.000 per kilogram dan beras premium di Rp 10.500 - Rp 11.000 per kilogram.

"Harga masih normal dan dalam catatan kami di Cipinang, sampai lebaran akan cukup di pasar induk," kata Zulkifli.

Ketika ditanya mengenai kedatangan beras impor, Zulkifli berpendapat dampak beras impor tidak akan terlalu besar bagi harga beras daerah. Pasalnya, daerah-daerah penghasil beras dalam keadaan panen sehingga stok beras aman.

Tak hanya itu, beras Vietnam dan Thailand yang diimpor oleh pemerintah sebenarnya kalah saing dalam cita rasa sehingga pasar di daerah bakal tetap memilih beras lokal dibandingkan impor.

Karena itu ia menyampaikan, bila pemerintah ingin memastikan beras impor dapat diserap diterima secara maksimal di pasar dan daerah, aturan mengenai pencampuran beras harus dilonggarkan.

Menurut Zulkifli, walau kualitas beras Thailand dan Vietnam lebih unggul dari beras lokal, namun rasanya relatif hambar dan kurang cocok dengan permintaan di pasar daerah. Sehingga, aturan untuk mencampur beras impor medium dengan beras medium Indonesia bisa menjadi solusi untuk memastikan beras tersebut dapat tersalurkan.

Adapun, bila dilihat dari sisi harga, bakal tetap terkendali di bawah HET dan memberi keuntungan bagi pedagang.

"Bila yang dicampur adalah premium dengan medium dan dijual melewati HET, maka jelas itu salah dan tangkaplah. Karena beras impor itu, walau murah tapi rasa nasinya tawar dan hambar, maka beras impor itu kalau tidak boleh diaduk, tidak akan laku," jelas Zulkifli. Oleh karena itu dari sisi pedagang, menjual beras impor murni bisa berujung buntung.

Sedangkan menurut Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir kedatangan beras impor juga tidak akan mengganggu harga beras di daerah karena bakal diendapkan di gudang terlebih dahulu untuk stok.

"Kalau yang melakukan impor Bulog maka tidak masalah, kalau non bulog maka kita akan keberatan karena mereka tidak punya gudang dan akan langsung dikeluarkan, maka ini tidak akan banting harga," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×