kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak bisa tertekan ke US$ 30


Jumat, 24 Maret 2017 / 09:17 WIB
Harga minyak bisa tertekan ke US$ 30


Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Sanny Cicilia

DUBAI. Arab Saudi mengatakan telah mengurangi ekspor minyak mentah ke Amerika Serikat. Ini akan terlihat dari ekspor Maret yang turun 300.000 barel per hari (bpd) ke AS dibanding Februari.

AS mengimpor 1,3 juta minyak bpd dari Saudi pada Februari lalu, berdasrkan data Energy Information Administration (EIA). 

"Ekspor berfluktuasi dari minggu ke minggu, tapi rata-rata pengiriman Maret ke AS akan turun," kata sumber Reuters dari pemerintahan Saudi. 

Dia yakin, pengurangan ekspor ke AS ini akan memangkas timbunan minyak di AS. 

Arab Saudi, salah satu penghasil minyak terbesar di Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan non-OPEC sepakat akan mengurangi pasokan minyak dunia 1,8 juta bpd. Namun, AS menggenjot produksi minyak dan cadangan di negeri Paman Sam tercatat menyentuh rekor 533 juta barel di akhir pekan lalu, berdasarkan data EIA. 

Harga minyak mentah alhasil meluncur ke bawah level psikologis US$ 50 per barel. Harga minyak menyentuh US$ 47,7 per barel pada hari Kamis (23/3).

Menuju US$ 30 per barel

Akhir pekan ini, lima negara pengawas komitmen pemangkasan produksi minyak OPEC akan berkumpul untuk mengevaluasi pencapaian. Presiden OPEC sekaligus Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih juga akan hadir dalam pertemuan tersebut bersama dengan petinggi Kuwait, Algeria, Venezuela, dan non-OPEC dari Rusia dan Oman.

OPEC dan negara sekutunya sepakat memangkas minyak 1,8 juta bpd per bagi dalam enam bulan sampai akhir Juni. 

"Tanpa kesepakatan pemangkasan produksi, harga minyak mungkin bisa ke pertengahan US$ 30 per barel. Saya rasa, mereka akan memperpanjang komitmen karena harga US$ 30 - US$ 35 pasti mempersulit mereka," kata Gene Marcial, Manager Market Research di Tradition Energy pada CNBC.

Sikap AS yang tetap menggenjot minyak sepertinya mulai membuat gerah negara penghasil minyak lain. Menteri Minyak Irak mengatakan negaranya akan mulai menaikkan produksi 5 juta barel di pertengahan tahun. 

"Saudi menyampaikan pesan kuat bahwa mereka tidak akan melakukan ini sendirian. Mereka ingin menstabilkan harga tapi tidak ingin ditikung dan memberi ruang bagi produsen lain," kata Daniel Yergin, Vice Chairman di IHS Markit, yang mensponsori pertemuan produsen minyak CERAWeek bulan Maret ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×