kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Huawei gandeng i3 untuk atasi gap teknologi


Jumat, 13 Juli 2018 / 21:04 WIB
Huawei gandeng i3 untuk atasi gap teknologi
ILUSTRASI. Arri Marsenaldi (kiri) dan Ronny Christian (kanan)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) terampil dalam bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi tantangan perusahaan. Tak terkecuali pada perusahaan telekomunikasi itu sendiri.

Untuk itu, Huawei tak mau kecolongan. Menggandeng PT Inovasi Informatika Indonesia (i3), Huawei optimistis bisa meningkatkan kualitas hard skill dan soft skill SDM dalam penguasaan TIK.

Sebagai penyedia produk dan solusi TIK terkemuka, Huawei menaruh perhatian serius dalam Research and Development (R&D). Menurut Executive Product Manager Huawei Indonesia, Arri Marsenaldi, secara global, lebih dari 10% dari total sales revenue Huawei di investasikan untuk R&D.

Dalam 10 tahun terakhir, sekitar 60 miliar dollar Amerika Serikat (AS)dialokasikan untuk sektor ini. Pada tahun 2017, alokasi untuk R&D sebesar 13,8 miliar dollar AS.

“Investasi untuk R&D selalu meningkat. Berinvestasi di R&D penting agar nantinya bisa terus berinovasi,” ujar Arri di Huawei Enterprise Exhebition Hall, Jakarta, Kamis (12/7).

Menurut Ronny Christian selaku Presiden Direktur i3, gap teknologi pun bisa terjadi di perusahaan telekomunikasi. Berdasarkan riset dari Capgemini tentang Digital Talent Gap kepada 501 perusahaan, tercatat bahwa perusahaan telekomunikasi (42%) masih mengalami kelangkaan SDM TIK terampil.

Dalam riset global tahun 2017 tersebut, perusahaan telekomunikasi memang bukan yang terbesar. Perbankan (62%) menjadi industri yang paling mengalami kelangkaan SDM TIK terampil, diikuti oleh sektor produk konsumen (60%) dan retail (60%).

Berdasarkan riset itu, Ronny menerangkan bahwa cybersecurity menjadi keterampilan yang paling banyak dibutuhkan perusahaan (68%). Disusul oleh cloud computing (65%), analytics (64%), web development (64%) dan mobile application (62%).

“Itu secara global. Di Indonesia memang belum ada data gap yang paling besar. Namun data tersebut bisa menjadi gambaran,” ungkap Ronny.
i3 sendiri menjadi partner pelatihan resmi Huawei pertama bagi organisasi di Indonesia untuk membantu perusahaan membekali SDM TIK. Pelatihan dan sertifikasi dilakukan pada area network dan cloud dengan tiga level keterampilan, mulai dari associate, professional hingga expert.

Training di area network yang dipercayakan Huawei kepada anak perusahaan CTI Group ini mencakup routing & switching, security, WLAN, SDN, transmission, access, LTE, enterprise communication, dan data center facility. Sedangkan di area cloud, cakupannya meliputi storage, big data, data center, cloud service, IoT, dan Artificial Interlligence.

“Ini sangat strategis, sebab secanggih apa pun teknologi diakuisisi oleh negara atau perusahaan, hasilnya akan ditentukan oleh keterampilan SDM yang mengoperasikannya,” tandas Ronny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×