kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor minuman beralkohol semester II bisa naik 50%


Senin, 16 Oktober 2017 / 21:45 WIB
Impor minuman beralkohol semester II bisa naik 50%


Reporter: Agatha Claudia Pascal | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. bisnis impor minuman beralkohol hingga saat ini masih mengalami keterbatasan pasokan. Pada semester I-2017 Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor Minuman Impor (APIDMI) mencatat, bisnis impor minuman alkohol hanya mencapai 35% dari kuota yang ditargetkan sebelumnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor Minuman Impor (APIDMI), Agoes Silaban menjelaskan, permintaan dari impor minuman beralkohol (minol) saat ini masih stabil. Namun, harga jual dari minol impor menjadi lebih mahal.

"Karena sedang terjadi proses transisi. Tadinya lebih banyak minol selundupan atau ilegal. Pihak bea cukai sekarang memperketat pengawasan, maka sekarang di pasaran sudah didominasi barang yang resmi," jelas Agoes kepada Kontan.co.id, Senin (16/10).

Kenaikan harga minol impor ini berlaku sejak pertengahan tahun 2017 untuk seluruh Indonesia. Kenaikan harga cukup besar, sekitar 25% hingga 50%. Namun Agoes tidak bisa menyebutkan harga dalam kisaran rupiah karena sangat banyak item dan variasinya.

Berdasarkan data pertahunnya, pada 2013 ke tahun 2015 jumlah minuman beralkohol yang diimpor terus menurun. Di tahun 2013 sebanyak 550.000 karton minuman berlakohol impor masuk ke Indonesia. Kemudian pada tahun 2014 jumlah tersebut turun menjadi 511.246 karton.

Tahun 2015 impor minuman beralkohol kembali turun menjadi 430.000 karton. Dan pada tahun 2016 jumlah impor minuman beralkohol naik kembali menjadi 585.000 karton.

Meskipun jumlah minol yang diimpor cukup banyak, saat ini kontribusi minol impor masih terhitung kecil yaitu sebesar 1% dibandingkan kapasitas industri minol lokal. “Dengan adanya pengetatan oleh Bea Cukai, otomatis angka 1% akan bertambah karena yang tadinya black market (selundupan) akan menjadi resmi,” bilangnya.

Pada semester I kemarin juga terdapat momen lebaran yang mana disampaikan Agoes mampu mempengaruhi jumlah impor minol selama 2 bulan.

Melihat musim libur pada bulan Desember hingga Januari, kemungkinan target impor minol dapat bertambah. “Bisa 50% lebih tinggi dari semester I,” tutur Agoes.

Untuk penjualan terbesar minol impor berada di Jakarta, Bali dan Surabaya. Ketiga kota tersebut mampu menyumbang sekitar 70% dari nasional. Bali menyumbang sekitar 30% hingga 35% penjualan.

Lalu Jakarta berada di posisi kedua dengan menyumbang sekitar 25% penjualan minuman beralkohol impor. Di Indonesia, hanya ada 16 importir yang memiliki izin impor untuk minuman beralkohol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×