kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indika Energy fokus ke PLTU Cirebon


Jumat, 09 Desember 2016 / 11:16 WIB
Indika Energy fokus ke PLTU Cirebon


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) tidak silau dengan kenaikan harga batubara saat ini yang sudah mencapai US$ 103 per ton. Malah, perusahaan ini terus waspada dan berhati-hati atas harga batubara yang masih labil. Maka dari itu perusahaan lebih fokus menyelesaikan proyek pembangkit yang tengah berjalan.

Proyek listrik yang sedang  dikerjakan oleh Indika Energy adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon II. Pembangkit listrik berkapasitas 1x1.000 Megawatt (MW) digarap oleh PT Cirebon Energi Prasarana, anak usaha Indika.

Indika menggandeng sejumlah mitra bisnis yang tergabung dalam sebuah konsorsium. Anggotanya adalah  Marubeni Corp yang memiliki 35% saham, Komipo Co Ltd memiliki 10% saham dan Chubu Electric Power Co Ltd dengan 10% share saham. Porsi selebihnya dimiliki Indika.

Retina Rosabai, Kepala Hubungan Investor  Indika mengatakan, selain masuk dalam konsorsium PLTU Cirebon II, emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham INDY ini juga akan menjadi salah satu pemasok batubara pembangkit. Maklum, Indika juga memiliki lini bisnis pertambangan batubara.

Pemasok batubara ke PLTU Cirebon II adalah PT Kideco Agung Jaya. Sebagai catatan, Kideco Jaya  adalah anak usaha Indika yang bergerak di pertambangan batubara. "Saat ini perusahaan memang fokus pada kesuksesan pelaksanaan proyek PLTU Cirebon II," terang Retina, kepada KONTAN, awal pekan ini.

Suplai listrik ke warga

Heru Dewanto, Presiden Direktur PT Cirebon Energi Prasarana, berharap, proyek PLTU Cirebon II bisa sukses seperti sebelumnya. Proyek listrik pertama Indika yang dimaksud Heru adalah PLTU Cirebon I yang berkapasitas 660 megawatt (MW).

Di proyek ini, Indika juga tercatat sebagai anggota konsorsium. Kebutuhan batubara PLTU Cirebon I dipasok oleh Kideco Agung dan dari pertambangan batubara milik Grup Adaro.

Heru menerangkan, PLTU Cirebon I sudah mampu mengaliri listrik bagi lebih dari 600.000 rumah tangga di sekitar Cirebon. Pembangkit listrik ini juga sudah terintegrasi dengan sistem listrik Jawa-Bali.

Listrik dari  PLTU Cirebon II diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan listrik bagi 1,2 juta rumah tangga. Indika berharap, proyek ini tuntas dan beroperasi tahun 2020.  Maklum, kata Heru, pembangunan PLTU berkapasitas besar, membutuhkan waktu tidak kurang dari 52 bulan sampai tahap operasi.

Hitungan di atas kertas, PLTU Cirebon II akan memerlukan batubara sekitar 3,2 juta ton per tahun. Kebutuhan batubara tersebut akan dipenuhi oleh Kideco Agung, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Berau Coal. "Sudah melalui proses tender," ujar Heru.

Pada sisa tahun ini, INDY tengah mengejar financial closing proyek tersebut. Rencananya, proyek yang bakal menyedot investasi sebesar US$ 2 miliar tersebut sebanyak 80% pendanaan atau senilai US$ 1,6 miliar dibiayai  Japan Bank for International Cooperation (JBIC). INDY menargetkan, financial closing paling telat bakal rampung pada kuartal I-2017. 

Selain bisnis pembangkit listrik, perusahaan ini juga mencari peluang bisnis. "Asalkan masih sesuai dengan visi dan misi perusahaan," kata Retina.

Sebagai catatan, sampai dengan kuartal III-2016,  pendapatan jasa kontrak pertambangan masih memberikan kontribusi terbesar ke INDY, yakni mencapai US$ 419,84 juta. Sedangkan penjualan batubara memberikan kontribusi 26,05% atau senilai US$ 147,87 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×