kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45939,14   -24,59   -2.55%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia diminta kembali jadi anggota OPEC


Senin, 05 Juni 2017 / 20:15 WIB
Indonesia diminta kembali jadi anggota OPEC


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Indonesia kembali diminta menjadi anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Sujatmiko mengatakan, Menteri Arab Saudi mengajak Indonesia untuk masuk kembali menjadi anggota OPEC.

"Indonesia kan punya peran yang cukup ditunggu, diharapkan oleh anggota OPEC," kata Sujatmiko.

Pemerintah Indonesia melalui Menteri ESDM Ignasius Jonan pun telah mengirimkan surat Reaktivasi kepada OPEC pada 24 Mei lalu. Dalam surat tersebut juga disebutkan syarat agar Indonesia tidak lagi diminta untuk melakukan pemotongan produksi minyak. "Mengingat, produksi harian kita sudah menurun,"ungkap Sujatmiko.

Sujatmiko menyebut, saat ini, surat permintaan Indonesia sedang disirkulasi oleh anggota OPEC. Jika nanti Indonesia bisa masuk kembali menajdi anggota OPEC maka diharapkan Indonesia bisa mendapatkan harga minyak yang lebih murah.

"Kalau hubungan baik, diplomasi kan semoga bisa. Bisa direct, bisa harga khusus, harga murah," kata Sujatmiko.

Selain itu, dengan masuknya Indonesia kembali menjadi anggota OPEC maka diharapkan Indonesia bisa memperlancar organisasi OPEC. "Kalau dari pandangan yang saya lihat, Indonesia dengan OPEC itu punya sejarah panjang. Peran Indonesia di OPEC itu kan sangat membantu untuk kelancaran organisasi OPEC itu sendiri," papar Sujatmiko.

Asal tahu saja, pemerintah Indonesia sejak 30 November tahun lalu di Wina, Austria, memang telah membekukan sementara keanggotaan OPEC. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang menghadiri sidang tersebut menjelaskan, langkah pembekuan diambil menyusul keputusan sidang untuk memotong produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari, di luar kondensat.

Keputusan tersebut membuat Indonesia harus memotong sekitar 5% dari produksi, atau sekitar 37.000 barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×