kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,27   -8,08   -0.87%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Februari tersengat kenaikan tarif listrik


Kamis, 02 Maret 2017 / 06:00 WIB
Inflasi Februari tersengat kenaikan tarif listrik


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan adanya kenaikan harga-harga secara umum atau inflasi sebesar 0,23% pada Februari 2017. Angka ini lebih rendah dari proyeksi para ekonom yang sebesar 0,3%, dan lebih rendah dibandingkan Januari 2017 yang sebesar 0,97%.

Namun dibandingkan bulan yang sama tahun 2015-2016, inflasi Februari 2017 masih lebih tinggi. Pada Februari 2015 dan 2016, deflasi masing-masing 0,26% dan 0,09%. Kepala BPS Suhariyanto bilang, kenaikan tarif listrik pelanggan 900 volt ampere (VA) pada Januari 2017 menjadi pendorong inflasi Februari 2017, sementara bahan makanan menjadi peredam.

Kenaikan tarif listrik, pengeluaran rumah tangga kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbnag inflasi 0,75%. "Kenaikan tarif listrik memiliki andil inflasi 0,11%," katanya, Rabu (1/3).

Sementara kelompok pengeluaran bahan makanan tercatat deflasi 0,31%. Penyebabnya, harga cabai merah turun 5,7%, harga daging ayam turun 6,1%, harga telur ayam turun 4,3%, dan harga beras turun 0,15%. Sementara harga cabai rawit dan bawang merah masih naik. "Ini capaian yang sangat bagus, biasanya bahan makanan pergerakannya luar biasa dan menyebabkan inflasi," ujar Suhariyanto.

Sementara inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,39% terutama disebabkan kenaikan harga rokok kretek dan kretek filter. Kelompok sandang mengalami inflasi 0,52%, karena kenaikan harga emas perhiasan. Di sektor transportasi, harga tiket angkutan udara turun 5,06%.

Dengan demikian, harga yang diatur pemerintah pada Februari 2017 mengalami inflasi 0,58%. Sementara harga yang bergejolak mengalami deflasi 0,36%, dan inflasi inti tercatat 0,37% "Kami harap inflasi 2017 tetap terkendali seperti inflasi selama 2016," kata Suhariyanto.

Harga beras turun

Kenaikan tarif dasar listrik tahap kedua pelanggan 900 VA sebesar 30% mulai 1 Maret 2017 juga akan mengerek inflasi Maret 2017. Namun BPS yakin, inflasi Maret tetap rendah. Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wobowo, kenaikan tarif listrik sedikit terkompensasi penurunan harga beras. "Beras akan berperan menjaga inflasi atau deflasi kecil," katanya.

BPS mencatat harga, gabah kering panen di tingkat petani dan penggilingan pada Februari 2017 turun 2,41% dan 2,34% dibanding Januari 2017. Begitu juga harga gabah kering giling yang turun 0,32% dan 0,27%. Penurunan harga gabah menyebabkan beras kualitas premium di tingkat penggilingan turun 0,24%, kualitas medium turun 0,57%, dan kualitas rendah turun 0,99%. Meski penurunannya tipis, peran beras ke inflasi cukup besar, sebab andil bahan pangan dalam inflasi bulan lalu mencapai 0,09%.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai, penurunan harga gabah bisa mengompensasi kenaikan tarif listrik tahap kedua. "Semakin banyak pelanggan yang mendapatkan tekanan tarif listrik, maka potensi penurunan daya beli juga semakin besar," ujarnya.

Lana memperkirakan, peluang deflasi di Maret sangat kecil. "Mungkin inflasi antara 0,3%-0,5%, kecuali kalau ada tekanan harga pangan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×