kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi yang dilakukan Garuda Indonesia (GIAA) dalam menekan beban keuangan


Selasa, 19 Januari 2021 / 19:55 WIB
Ini strategi yang dilakukan Garuda Indonesia (GIAA) dalam menekan beban keuangan
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melakukan sejumlah strategi dalam rangka menekan beban keuangan, mulai dari renegosiasi biaya sewa pesawat hingga restrukturisasi keuangan. Belum lama ini, Garuda telah menyepakati penyelesaian proses restrukturisasi kewajiban atau utang usaha terhadap PT Angkasa Pura 1 (Persero), PT Angkasa Pura 2 (Persero) dan PT Pertamina (Persero).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, restrukturisasi telah selesai dilakukan dengan vendor dan bank. Menurutnya, restrukturisasi tersebut sebagai bagian dari komitmen sinergitas BUMN dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional, khususnya melalui dukungan terhadap akselerasi kinerja Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional.

"Restrukturisasi ini di harapkan dapat menunjang upaya penyehatan kondisi finansial Garuda Indonesia khususnya melalui optimalisasi performa likuiditas Perseroan," ujar Irfan kepada kontan.co.id, Selasa (19/1).

Mengacu laporan keuangan GIAA sampai dengan September 2020, utang usaha kepada Pertamina sebesar US$ 532,05 juta, kepada PT Garuda Angkasa sebesar US$ 34,02 juta, dan kepada AP 2 senilai US$ 27,21 juta.

Baca Juga: Dukung vaksinasi Covid-19, Garuda Indonesia luncurkan desain livery khusus

Ada juga utang usaha ke Perum LPPNPI senilai US$ 12,67 juta, dan utang usaha lain-lain senilai US$ 14,69 juta. Jumlah utang usaha ini total mencapai US$ 620,64 juta, naik dari periode September 2019 sebesar US$ 428,23 juta.

Sementara itu, ada pula rincian beban usaha dari pihak berelasi, dalam hal ini dengan Pertamina tercatat sebesar US$ 278,36 juta, lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya US$ 759,33 juta.

Sedangkan, dengan AP 2, beban usaha sebesar US$ 21,65 juta, juga masih lebih rendah dari tahun sebelumnya US$ 39,81 juta. Adapun, dengan AP 1 sebesar US$ 8,68 juta dari sebelumnya US$ 22,71 juta.

Seperti diketahui, transaksi dengan Pertamina yakni transaksi pembelian bahan bakar pesawat khususnya rute domestik dan beberapa rute internasional sedangkan AP 1 dan AP 2 berkaitan dengan jasa kebandaraan. Sementara itu, transaksi dengan Perum LPPNPI berkaitan dengan jasa navigasi udara.

Pihaknya optimistis melalui sinergi ekosistem industri penerbangan yang semakin baik ini akan menjadi pondasi fundamental dalam mendukung keberlangsungan usaha yang lebih optimal bagi masa depan bisnis Garuda Indonesia ke depannya.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×