Ini yang istimewa dari pembangunan Jembatan Kali Kuto Tol Batang-Semarang

Jumat, 01 Juni 2018 | 17:33 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
Ini yang istimewa dari pembangunan Jembatan Kali Kuto Tol Batang-Semarang

ILUSTRASI. PEMBANGUNAN JEMBATAN KALI KUTO


INFRASTRUKTUR DAERAH - SOLO. Jembatan Kali Kuto di Sambong Sari, Kendal yang berada di ruas Tol Semarang-Batang akan menjadi ikon baru. Jembatan sepanjang 160 meter ini akan dibangun dengan metode Swing Arch melengkung dengan material girder dan berwarna merah putih nantinya.

PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) sebagai anak usaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebagai pengelola Jalan Tol Semarang-Batang terus mengebut pekerjaan jembatan ini. Bahkan pada H-2 Lebaran 2018, jembatan ini sudah bisa digunakan secara fungsional.

Arie Irianto, Direktur PT JSB mengatakan, Jembatan Kali Kuto ini merupakan yang pertama di Indonesia yang menggunakan metode Swing Arch. Bahkan menurutnya, bisa jadi yang pertama juga di dunia.

Metode pembangunan jembatan ini sebetulnya agak mirip dengan pembangunan Jembatan Holtekamp. Namun, girder Jembatan ikonik yang terletak di Jayapura itu dirakit dan dipasang di Pabrik di Surabata dan kemudian diangkut ke Jayapura.

"Sementara Jembatan Kali Kuto ini, semua material girder di rakit dan diinstral langsung di lokasi proyek sehingga memang butuh ketelitian yang sangat tinggi," jelas Arie di Jembatan Kali Kuto, Jumat (1/6).

Meskipun akan menjadi ikonik baru di Kendal, sebagian besar material yang digunakan untuk proyek ini merupakan lokal yaitu sekitar 80%. Sementara material yang diimpor hanya baja merah yang melengkung diatas jembatan yang berasal dari Prancis.

Swing Arch Girden jembatan akan dirakit dari dua sisi yaitu dari ujung jembatan dan kemudian masing-masing akan bertemu melengkung di tengah dan akan menyatu. Kedua girder tersebut ditargetkan sudah akan tersambung pada 2 Juni 2018.

Jembatan Kali Kuto ini dirancang tidak hanya kokoh secara struktur, tetapi juga estetik dan artistik sehingga indah dilihat. Jembatan ini akan menjadi land mark dari Tol Batang-Semarang.

Adapun investasi pembangunan Jembatan ini sudah masuk dalam total anggaran pembangunan Tol Semarang-Batang Sepanjang senilai Rp 6,4 triliun.

Jalan tol sepanjang 75 km ini terdiri dari lima seksi pekerjaan. Seksi 1 Batang-Tulis (3,2 Kkm), Seksi 2 Tulis-Weleri (36,4 km), Seksi 3 Weleri-Kendal (11,05 km), Seksi 4 Kendal-Kaliwungu (13,5 km) dan Seksi 5 Kaliwungu-Krapyak (10,4 km).

Arie menjelaskan, progres konstruksi jalan tol itu sudah mencapai 83% hingga 29 Mei 2018. Kondisi proyek ini sudah dalam pengerasan rigid sepanjang dua lajur satu arah sepanjang 58 km dan sudah bisa dilalui secara fungsional mulai H-7 sampai H+7 lebaran 2018.

Jalan tol ini akan memiliki akses keluar masuk dari Kandeman, Weleri, Kaliwungu, dan Kaprak. Dengan progres pekerjaan pengerasan rigid baru 58 km, maka Jasamarga Semarang Batang akan menggunakan lajur di arus yang berlawanan sehingga sepanjang 75 km bisa dilalui.

Nantinya di jalan tol ini akan disiapkan empat rest area sementara dan empat unit parking bay dengan jarang per 10 km.

"Kita akan antisipasi dengan memanfaatkan lahan di arus balik. Kendaraan akan berbelok ke lajur arus balik dan kemudian masuk lagi ke lajur yang sudah rigid," jelas Arie.

Sementara pembebasan lahan Tol Semarang-Batang saat ini baru mencapai 90,8%. Ini terjadi karena ada penambahan kebutuhan lahan di beberapa titik tertentu. Total kekurangan lahan tersebut mencapai 67 ha.

"Lahan tambahan ini sudah masuk pada penetapan lokasi berikutnya dan Maret 2018 sudah mulai di appraisal penloknya. Memang ada sedikit kendala karena sebagian tanah wakaf," jelas Arie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru