kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,04   7,69   0.83%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Integrasi Intikeramik di bisnis hotel dan keramik


Selasa, 26 Desember 2017 / 13:51 WIB
Integrasi Intikeramik di bisnis hotel dan keramik


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuk dalam bisnis hotel tidak membuat PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) meninggalkan lini usaha utamanya, yaitu produksi keramik. Perseroan ini optimistis bisa mendorong penjualan keramik lewat bisnis propertinya.

Setiawan Widjojo, Presiden Komisaris IKAI mengatakan, kedua lini bisnis tersebut bisa saling mendukung. Aset hotel dan villa harus menggunakan produk keramik Intikeramik.

"Jadi nanti bakal punya captive market yang lumayan," katanya beberapa waktu lalu. Seperti yang diketahui, IKAI tengah membangun hotel dan villa di Bali dan Medan.

Salah satu proyek fasilitas penginapan di Ubud, Bali misalnya memakan dana hingga Rp 817 miliar. Pembangunan proyek tersebut sudah dimulai. Intikeramik telah mendapatkan investor dan mengakuisisi beberapa perusahaan terkait proyek tersebut.

Adapun kata Yohas Raffli, Presiden Direktur IKAI menambahkan, permintaan keramik milik Intikeramik dengan merek Essenza bakal diikuti saat pembangunan properti berjalan. Kemungkinan di akhir 2018 penjualan keramik kepada proyek ini bakal terasa," ujarnya.

IKAI memiliki kapasitas produksi keramik mencapai 4,2 juta meter persegi per tahun. Namun saat ini, kata Yohas, pabrik hanya menggunakan kemampuan produksi sebanyak 1 juta meter persegi per tahun lantaran sebagian besar alat masih direstorasi.

"Capital expenditure (capex) tahun depan hanya Rp 7 miliar untuk peremajaan mesin," kata Yohas.

Sampai dengan kuartal III-2017, pendapatan Intikeramik anjlok 81% dari Rp 63,81 miliar di kuartal III-2016 menjadi Rp 11,54 miliar di periode yang sama tahun ini. Akibat restrukturasi utang yang masih berjalan, IKAI masih memperoleh rugi bersih Rp 22 miliar di sembilan bulan pertama ini.

Yohas pun masih pesimistis jika tahun ini bisa menutup kerugian tersebut. Intikeramik masih memfokuskan diri dengan menaikkan nilai aset perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×