kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INTP andalkan penjualan di Banten, DKI dan Jabar


Selasa, 15 Agustus 2017 / 21:18 WIB
INTP andalkan penjualan di Banten, DKI dan Jabar


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Pangsa pasar PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) meningkat 24,7% pada Juli 2017. Produsen semen ini terutama dipengaruhi penjualannya di tiga daerah.

Yuni Analis NH Korindo mengatakan kenaikan pangsa pasar INTP didorong oleh kenaikan pangsa pasar di tiga provinsi utama, yaitu Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. Kenaikan paling signifikan terjadi di Banten.

Lebih detail Yuni menyebut berdasarkan data terakhir, penjualan semen INTP per Juli 2017 menunjukkan bahwa market share INTP di Jawa Barat sebesar 50,6%. Angka ini meningkat dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 50,4%.

Sementara market share INTP di Banten meningkat menjadi sebesar 44,5% dibanding Juni 2017 yang sebesar 42,0%. Di ibu kota, Jakarta, INTP memegang market share sebesar 38,9% yang angkanya meningkat dibanding Juni 2017 yang sebesar 38,5%. Secara nasional market share INTP pada Juli 2017 sebesar 24,7% meningkat dari 23,4% di Juni 2017.

"Melihat data tersebut, terlihat jelas bahwa ada upaya dari INTP untuk mempertahankan pangsa pasar," kata Yuni kepada KONTAN di Jakarta, Selasa (15/8).

Menurut Yuni dengan kondisi INTP tersebut strategi INTP dalam mempertahankan pangsa pasar terutama di Jawa dan wilayah Barat Indonesia, sudah cukup bagus. Sebelum terjadi perubahan tren penurunan penjualan dan konsistensi perbaikan pangsa pasar hingga akhir tahun, Yuni merekomendasikan hold saham INTP dengan target harga Rp 19.275 per lembar saham.

Harga INTP pada Selasa (15/8) ditutup dengan kenaikan 0,66% menjadi Rp 19.000.

Yuni memproyeksikan secara tahunan penjualan INTP akan mengalami penurunan dari Rp 15,4 triliun di 2016 menjadi Rp 14,3 triliun di 2017. Namun, Yuni memprediksikan pada 2018 penjualan akan menjadi Rp14,6 triliun karena dipicu kenaikan sales volume meski average selling price (ASP) masih akan stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×