kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi IT perbankan belum optimal hadapi tekfin


Rabu, 17 Mei 2017 / 17:27 WIB
Investasi IT perbankan belum optimal hadapi tekfin


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Perbankan secara global tercatat belum optimal menghadapi serbuan teknologi finansial (tekfin) yang mulai menjamur bak jamur dimusim hujan. Hal ini ditunjukkan dengan riset Temenos berjudul finansial brand pada Januari 2017.

Dalam riset ini disebut belanja digital banking cenderung meningkat, namun masih belum menjawab tantangan pembiayaan tekfin yang lebih cepat dan sederhana.

Belanja sistem core banking masih menjadi prioritas perbankan yaitu 23% dari total investasi bank. Sedangkan belanja payment settlement yang berhadapan langsung dengan tekfin masih rendah yaitu hanya 7%.

Ariastiadi, Kepala Departemen Pengawasan Perbankan II OJK mengatakan, di Indonesia tercatat memang mayoritas tekfin adalah terkait penyaluran kredit atau peer to peer lending.

“Untuk tekfin berbasis pembiayaan memang sudah ada namun tidak sebanyak berbasis penyaluran kredit,” ujar Ariastiadi, Senin (15/5).

Meskipun demikian, perbankan Indonesia didorong melakukan antisipasi terkait hal ini. Itu agar ke depan bank tidak kelimpungan jika ada serbuan tekfin berbasis sistem pembayaran.

Menurut Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS, di Indonesia memang investasi IT sebagian besar memang digunakan pengembangan core banking. “Namun biasanya core banking ini terkait dengan pengembangan digital banking,” ujar Dody.

Berdasarkan catatan KONTAN, ada beberapa tekfin di bidang sistem pembayaran yang sudah dikenal didunia di antaranya adalah Paypal, Wepay, Braintree dan Stripe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×