kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,35   1,71   0.18%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

K-Link bakal relokasi pabriknya dari Malaysia ke Indonesia


Jumat, 08 Juli 2011 / 15:51 WIB
ILUSTRASI. Kabar baik, uji klinis vaksin Sinovac berjalan lancar


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Perusahaan pemasar produk suplemen makanan dan minuman dengan sistem multi level marketing (MLM), K-Link Internasional, akan merelokasi pabrik secara bertahap hingga tahun 2014.

Untuk pembangunan sentra produksi itu, K-Link menyiapkan dana Rp 280 miliar. Presiden Direktur K-Link Indonesia MD Radzi mengatakan, setelah lebih dari 10 tahun beroperasi di Indonesia, mereka memutuskan untuk melakukan investasi pembangunan sentra produksi di Sentul, Bogor, Jawa Barat. "Kami telah membeli lahan seluas 18.000 meter persegi (m2)," kata Radzi, Jumat (8/7).

Pembangunan sentra produksi itu merupakan relokasi sentra produksi yang berada di Malaysia. Radzi mengatakan, relokasi pabrik dilakukan karena lokasi Indonesia yang sangat strategis untuk ekspor ke negara-negara di kawasan Asean. Selain itu, ongkos produksi dan bahan baku di Indonesia dinilai relatif lebih murah dari pada di Malaysia.

Sebagai tahap awal, mereka membangun basis perkantoran dan manajemen sistem pemasaran di K-Link Tower Jakarta dengan nilai investasi Rp 300 miliar. Selanjutnya pada tahun 2012, K-Link akan membangun basis pergudangan terbesar di jaringan K-Link International di kawasan Industri Sentul, Jawa Barat. Gudang ini memiliki kapasitas penyimpanan hingga lebih dari 30 juta unit stok produk.

Sementara, pada 2014 di tempat yang sama akan dibangun pabrik yang akan memproduksi jenis suplemen makanan dan minuman seperti UIE K-Liquid Chlorophyll, Gamat, Kinotakara dan K-Liquid Organic Spirulinae.

Radzi mengatakan K-Link Indonesia saat ini sudah memiliki 2 juta anggota di Indonesia pada tahun 2009. Sedangkan pada tahun ini, target anggota K-Link mencapai 5 juta orang.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi mengatakan industri berbasis agro seperti K-Link belakangan ini memang tengah banyak berkembang di Indonesia. "Hal itu menunjukkan bahwa pasar di dalam negeri juga terus berkembang," kata Benny.

Menurut Benny, Kementerian Perindustrian berharap dengan relokasi pabrik dari Malaysia ke Indonesia maka K-Link dapat memanfaatkan bahan baku sebanyak mungkin dari Indonesia. Menurutnya Indonesia sangat kaya sumber daya alam dalam bidang agro yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan bahan baku produk suplemen dan makanan dari K-Link.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×