kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KA JKT- SBY, pemerintah mungkin pilih jalur lama


Selasa, 26 September 2017 / 21:23 WIB
KA JKT- SBY, pemerintah mungkin pilih jalur lama


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Pemerintah menyatakan, akan segera memutuskan opsi yang akan mereka ambil dalam memutuskan kelanjutan Proyek Kereta Jakarta- Surabaya. Luhut B Pandjaitan, Menko Kemaritiman mengatakan, keputusan akan diambil dalam waktu dekat ini.

Meskipun belum diputuskan secara resmi, Luhut sudah memberi gambaran mengenai satu dari tiga opsi yang akan diambil pemerintah dalam proyek tersebut; menggunakan jalur kereta yang sudah ada. Pertimbangannya soal ongkos.

Jika pemerintah memutuskan opsi selain merehabilitasi jalur yang sudah ada, investasi proyek akan mencapai Rp 100 triliun. Biaya investasi tersebut menurut ukuran pemerintah, terlalu besar.

Sementara itu jika opsi yang diambil; merehabilitasi jalur yang ada, nilai investasi bisa ditekan tinggal separuhnya. "Tapi belum putus, kami belum sempat rapat, tapi mustinya pakai jalur lama," katanya di Jakarta, Selasa (26/9).

Pembangunan Proyek Kereta Jakarta - Surabaya saat ini tengah diincar Jepang. Minat tersebut disampaikan langsung oleh Hiroto Izumi, Staf Khusus Perdana Menteri Jepang kepada Presiden Jokowi awal September lalu.

Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat namun demikian mengatakan, Jepang masih menunggu kepastian dari Indonesia. Pasalnya, dalam studi kelaikan yang sedang dijalankan Indonesia, pemerintah Indonesia memiliki tiga opsi pembangunan proyek tersebut.

Pertama, merehabilitasi jalur kereta lama. Kedua, mengubah jalur kereta menjadi lewat Solo. Sedangkan pilihan ketiga, membangun rel baru.

Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan di Kompleks Istana Negara beberapa waktu lalu mengatakan, setiap opsi punya konsekuensinya sendiri- sendiri.

Untuk pemakaian jalur lama misalnya, bila kecepatan kereta nantinya di atas 60 km per jam bisa menimbulkan banyak komplikasi. "Kami merasakan saat melaksanakan double track, itu komplikasinya luar biasa dan bisa menimbulkan keterlambatan pembangunan, begitu juga dampak sosialnya," katanya 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×