Keberuntungan di Balik Kilau Arwana

Sabtu, 04 Juli 2009 | 00:04 WIB   Reporter: Dian Pitaloka Saraswati

ikan-arwanaSELAIN sebagai penyaluran hobi, seringkali tujuan seseorang memelihara tanaman atau hewan karena mempercayai mitos tertentu yang melekat padanya. Demikian pula dengan penggemar Ikan Arwana yang dalam bahasa latin bernama Sceleropage Formosus. Banyak orang memelihara Arwana bukan hanya karena warna sisiknya yang cantik. Konon, ikan yang berasal dari pedalaman Kalimantan ini punya kemampuan menolak bala. Bahkan bagi sebagian orang berduit, memelihara Arwana sudah menjadi gaya hidup. Perpaduan berbagai hal itulah yang menjaga harga Arwana tetap tinggi. Ikan Arwana termasuk ikan yang tak mudah dirawat. Arwana tak bisa hidup di air yang kotor. Ia juga membutuhkan akuarium yang besar. Maklumlah, ukuran Arwana bisa menyamai lengan orang dewasa. Namun berbagai kesulitan pemeliharaan segera terbayar saat memandang ikan naga ini menari di akuarium. "Sebagai ikan lokal, sisik Arwana sangat indah," ujar David Yuktipada yang jatuh cinta pada Arwana sejak ia duduk di bangku SMA. Dari sekian banyak jenis Ikan Arwana, David menyukai jenis super red. "Arwana jenis ini paling cantik karena warnanya sangat menyala," ujar David. Untuk mendapatkan Arwana super red terbaik, David rela terbang jauh-jauh ke Kalimantan dan membayar Rp 4 juta untuk memperoleh seeokor super red idamannya. Kini, David telah mengoleksi 85 ekor Arwana. Selain jenis super red, koleksi david lainnya adalah Arwana Irian yang berwarna platinum, Arwana Golden Red, dan Super Red Bongkok. Lantaran waktunya banyak tersita untuk mengurus bisnis, David pun menyewa asisten khusus untuk merawat Arwana. Maklum, Arwana memang butuh perawatan rutin. Misalnya, akuarium harus dikuras saban hari sebab Arwana sangat peka terhadap kondisi air. "Sebanyak 20% air di akuarium harus selalu diganti dengan yang baru dan airnya harus memakai air tanah," jelas David. Tukar koleksi Di Indonesia, jumlah pecinta Arwana seperti David berkembang pesat. Biasanya, pecinta Arwana bergabung dalam sebuah klub. Sebut saja Arowana Club, Nirwan Club, dan Indo Dragon. Stephen Suryaatmaja, pendiri Arowana Club menyebutkan jumlah anggota Arowana Club telah mencapai 1.200 orang. Dari jumlah itu, 80% merupakan hobiis. Sisanya merupakan pedagang atau pengembang ikan. 090613_arwana4"Kami membuka ruang untuk siapa saja yang tertarik dengan Arwana," ujar Stephen. Dengan bergabung dalam sebuah komunitas, pecinta Arwana bisa menimba ilmu dari para penggemar lainnya. Sekadar informasi, setiap Arwana biasanya memiliki chip dan sertifikat untuk mengidentifikasi si pemilik. Para anggota komunitas tak cuma bertukar informasi tentang perawatan atau perkembangan ikan. Tak jarang, mereka juga saling bertukar koleksi peliharaan. "Tentunya, pertukaran harus untuk ikan yang selevel, baik secara kualitas maupun kuantitas," ujar Stephen. David termasuk yang gemar menambah koleksi Arwananya dengan cara membarter. Bahkan, meski David tak ada niat menjual, ada saja yang tertarik membeli koleksinya. "Bila sudah begitu, saya akan membeli ikan-ikan Arwana yang masih kecil, karena saya sangat menikmati proses membesarkan Arwana," kata David.

Tumbal Dalam Musibah PARA penggemar Ikan arwana percaya, ikan yang berasal dari pedalaman Kalimantan ini membawa hoki atau keberuntungan untuk si pemilik. Ikan bersisik indah itu juga dipercaya sebagai penolak bala atau musibah. David Yuktipada, seorang pecinta arwana, berkisah dia pernah selamat dari sebuah kecelakaan lalu lintas yang beruntun. Tapi ketika sampai di rumah, ia mendapatkan salah satu arwana kesayangannya mati. Pengalaman paling tak terlupakan David adalah ketika delapan ekor arwananya mati mendadak. "Ikan-ikan itu mati karena kepanasan," ujar David. Belakangan, salah satu rumah miliknya hangus terlalap api. Eddy Sarosa, termasuk yang percaya bahwa Ikan arwana bisa menolak bala. Tentu, Eddy juga punya pengalaman terhindar dari musibah yang dia kaitkan dengan arwana peliharaannya. Seperti David, Eddy pun pernah lolos dari maut ketika mengalami kecelakaan lalu lintas. Dan pada saat bersamaan, arwana di rumahnya mati tanpa sebab. Begitu pula, saat seorang koleganya menitipkan sebuah keris sakti. "Sejak keris itu datang, saya sering sakit-sakitan," ujar Eddy. Ia pun menyimpulkan, arwana peliharaannya beradu sakti dengan keris temannya. Ketika sang keris dikembalikan, ikan Eddy pun mati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test

Terbaru