kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan alokasikan Rp 1 triliun untuk sapi lokal


Rabu, 08 Maret 2017 / 12:39 WIB
Kemtan alokasikan Rp 1 triliun untuk sapi lokal


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan Dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kemtan) terus berupaya meningkatan populasi sapi lokal lewat program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Wajib Bunting).

Tahun ini, Kemtan mengalokasikan anggaran hingga Rp 1,1 triliun untuk program tersebut. Targetnya, sebanyak 3 juta ekor pedhet dan 4 juta ekor betina yang diinseminasi buatan (IB) bisa tercapai tahun ini.

UPSUS SIWAB 2017 dilaksanakan di 34 provinsi melalui strategi optimalisasi pelaksanaan inseminasi buatan (IB). Sejumlah 34 provinsi tersebut terbagi dalam tiga wilayah. Pertama, sentra sapi yang pemeliharaannya sudah intensif, seperti Jawa, Bali, dan Lampung. Kedua, wilayah sentra ternak semi intensif, seperti Sulawesi Selatan, Sumatera, dan Kalimantan. Ketiga, wilayah ekstensif, seperti NTT, NTB, Papua, Maluku, Aceh, Kalimantan Utara, dan sebagian Sulawesi.

Direktur Jenderal (Dirjen) PKH, I Ketut Diarmita mengatakan, program ini berjalan cukup lancar. Beberapa provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, NTB, dan NTT, dinilai paling cepat  mencapai target. "Kami punya target untuk tiap provinsi per bulannya. Ada juga beberapa yang lambat. Ada yang biasa saja, sesuai target," ungkapnya.

Data Kemtan hingga awal Maret 2017 mencatat, realisasi program ini sebanyak 495.894 ekor pedhet dari total target 3 juta ekor pedhet. Ketut menjelaskan,  pelaporan data dapat diakses oleh para peternak melalui iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia).

Menurut Ketut, kendala Upsus Siwab terletak pada perputaran pejabat daerah yang tergolong sering dan lambatnya penunjukan Koperasi Peternak Agribisnis (KPA) daerah. "Angkutan nitrogen cair lewat maskapai juga agak tersendat belakangan ini. Karena nitrogen cair termasuk bahan berbahaya dan mudah meledak," ucap Ketut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×