kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan: Kesejahteraan petani tak sebatas NTP


Rabu, 22 Maret 2017 / 21:34 WIB
Kemtan: Kesejahteraan petani tak sebatas NTP


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sejumlah pihak menilai, tren peningkatan produksi komoditas pertanian tidak sebanding dengan peningkatan kesejahteraan petani. Itu ditandai dengan data nilai tukar petani (NTP) yang turun per Februari lalu. Namun, Kementerian Pertanian (Kemtan) menyebut, NTP bukan satu-satunya indikator kesejahteraan petani.

"Di samping NTP, ada nilai tukar usaha pertanian (NTUP) yang lebih mencerminkan kelayakan usaha petani," kata Agung Hendriadi, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Dan Informasi Publik Kemtan dalam keterangan pers, Rabu (22/3).

Lanjut Agung, kemampuan daya beli petani dapat dilihat dari upah buruh tani. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut upah nominal harian buruh tani nasional, bulan Februari 2017 naik 0,55% dibandingkan Januari 2017. Demikian pula upah riil buruh tani, naik 0,16%. Hal ini dapat menggambarkan peningkatan daya beli buruh tani.

"Naik turunnya NTP tidak semestinya diukur secara bulanan atau musiman. Idealnya dalam kurun waktu enam bulan atau satu tahun," jelas Agung.

Berdasarkan data BPS, NTP tahun 2016 mencapai 101,65, naik 0,06% dibandingkan NTP tahun 2015 yang sebesar 101,59. Sedangkan, NTUP rata-rata nasional tahun 2016 mencapai 109,86 atau meningkat 2,3% dibandingkan tahun 2015. Angka ini merupakan posisi tertinggi selama tiga tahun terakhir.

Agung menambahkan, akan lebih tepat lagi, apabila kesejahteraan petani juga diukur berdasarkan aset yang dimiliki. "Apakah asetnya meningkat atau menurun dari tahun ke tahun," tuturnya.

Investasi pemerintah pusat dalam bidang infrastruktur, alsintan, subsidi pupuk, serta bantuan benih dipercaya akan berdampak pada turunnya biaya produksi petani. Hal tersebut mungkin tidak pernah diperhitungkan dalam menghitung NTP. "Secara logika, harga yang harus dibayar petani bisa ditekan. Maka, pendapatan bersih petani pun akan meningkat," tuturnya.

Ia menegaskan jika investasi pemerintah tersebut akan memberikan efek ganda terhadap keberlanjutan pembangunan pertanian selama lima sampai 20 tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×