kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KINO targetkan pertumbuhan pendapatan 5% di 2017


Sabtu, 11 Maret 2017 / 23:56 WIB
KINO targetkan pertumbuhan pendapatan 5% di 2017


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) sedikit pesimistis menghadapi tahun Ayam Api. Perusahaan yang bergerak di sektor consumer goods ini hanya menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran 4%5% hingga akhir 2017.

Direktur KINO Peter Chayson menjelaskan, target tersebut dibuat lantaran produk personal care yang selama ini selalu menjadi penopang pendapatan perseroan sedang limbung. "Jika kondisi curah hujan tinggi, produk personal care kurang laku,' jelas dia, Jumat (10/3).

Walau sedang turun, KINO tetap akan menggenjot potensi dari sektor personal care, khususnya dengan mengeluarkan produk anyar. "Kami tetap akan kembangkan karena masih belum banyak produk personal care yang diproduksi di sini," tambah Peter.

Sayangnya, Peter masih enggan membocorkan produk baru apa saja yang akan dirilis KINO. Yang jelas, di paruh kedua 2017, perseroan akan meluncurkan beberapa produk baru.

Untuk menunjang kinerja tahun ini, perseroan menyiapkan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 80 miliar. Rencananya capex tersebut digunakan untuk penambahan mesin produksi baru serta peremajaan mesin yang sudah ada.

Walau masih ditopang sektor personal care, segmen usaha yang paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor farmasi dan makanan. Berdasarkan laporan keuangan KINO kuartal III-2016, pertumbuhan pendapatan sektor farmasi mencapai 62,7% menjadi Rp 7 miliar, sedangkan sektor makanan melesat 28,6% ke Rp 516 miliar.

Naiknya pendapatan sektor makanan ditopang produk minuman sasetSegar Sari dan Frenta, yang segmentasinya low end market. Tahun lalu memang ada pelemahan ekonomi, sehingga banyak konsumen mencari produk pangan yang murah, ujar Peter.

Asal tahu saja, untuk memperkuat bisnis minuman, tahun lalu KINO melakukan akuisisi lisensi jamu Dua Putri Dewi milik PT Surya Herbal senilai Rp 29 miliar. Saat diakuisisi, Dua Putri Dewi punya 30 jenis jamu. Nah, di semester II-2017, KINO akan meluncurkan produk jamu dengan brand Dua Putri Dewi.

Tahun ini, KINO juga berencana membentuk joint venture dengan sebuah perusahaan asing. Peter mengungkapkan, aksi korporasi ini diharapkan bisa rampung akhir tahun ini. Kami tengah mendiskusikan lebih lanjut, terang dia. Sayang, ia belum bisa memberikan detilnya.

Kini, KINO masih memimpin market share untuk jenis produk personal care. Untuk kategori hair vitamin, pangsa pasarnya 73%, baby cleanser 75% dan vitamin hygiene serta kids product di 40%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×