Maaf, tidak ada makan siang gratis!

Selasa, 16 April 2013 | 12:24 WIB   Reporter: Ruisa Khoiriyah, Christine Novita Nababan
Maaf, tidak ada makan siang gratis!

ILUSTRASI. Pengembangan ritel di Stasiun MRT Fatmawati menjadi salah satu proyek yang ditawarkan dalam Jakarta Investment Forum


Produk tabungan bank di pasar kini bermunculan dalam berbagai skema, fitur, dan fasilitas andalan. Seberapa menarik untuk dilirik dan pentingkah dimasukkan dalam perencanaan keuangan?

Sebagian dari kita mungkin sempat merasakan ingar- bingar ketika produk tabungan nasional alias tabanas menjadi tren nasional, beberapa dekade silam.

Mungkin, ketika itulah, orangtua mulai membiasakan Anda menabung. Tabanas menjadi ikon produk simpanan yang menguntungkan. Setidaknya, si penabung memiliki celengan alias tempat menyimpan duit nan aman. Dan, yang terpenting, nasabah tidak dibayangi risiko tergerusnya duit simpanan oleh biaya administrasi yang dikutip bank, juga pajak yang dibebankan oleh pemerintah.

Namun, masa itu telah berlalu. Produk tabungan di bank saat ini lebih banyak beralih fungsi menjadi rekening hilir mudik duit alias transaksi. Tak heran, beragam fasilitas dan fitur pendukung transaksi menjadi hal wajib yang ditempelkan dalam produk generik itu. Sulit kita temui produk tabungan yang tidak dilengkapi dengan kartu ATM/debit atau token internet banking.

Adapun, produk tabungan rencana, seperti tabungan pendidikan atau tabungan haji, jarang sekali menawarkan bunga atau bagi hasil menggiurkan. “Tabungan bukan instrumen untuk mengembangkan dana. Tapi, dia pintu masuk kita untuk mengakses hampir semua produk di industri finansial dari mulai reksadana, asuransi, hingga saham,” ujar Ahmad Ghozali, perencana keuangan ZELTS Consulting.

Optimalkan fitur

Dengan karakter yang lebih condong sebagai rekening transaksi, tak heran para perencana keuangan tidak merekomendasikan tabungan sebagai alat mencapai tujuan finansial.
Namun, produk ini tetap penting bagi Anda yang ingin mengoptimalkan pemanfaatan produk keuangan demi pencapaian tujuan finansial. Sederhananya, Anda tak mungkin bisa merancang sebuah tujuan keuangan dengan menanam dana di pelbagai instrumen tanpa memiliki akun tabungan di bank.

Nah, seiring kian beragam produk tabungan yang ditawarkan dengan berbagai fitur, fasilitas pelengkap, dan skema, Anda mesti cermat memilih produk tabungan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Mencermati tawaran fitur,  fasilitas pelengkap, luas jaringan ATM, dan transaksi antarbank, berikut skema produk, penting Anda lakukan. Dus, Anda bisa optimal nikmati fitur tabungan. Lebih penting lagi, kepemilikan rekening tabungan tersebut tidak menjadi liability alias beban baru bagi Anda.

Sebagai contoh, Anda membuka rekening tabungan dengan biaya administrasi relatif mahal ketimbang bank lain. Kelebihan produk itu, setelah dilihat-lihat, yang paling menonjol adalah fasilitas tarik dana tunai di jaringan mancanegara tanpa biaya. Padahal, Anda jarang bepergian ke luar negeri. Tentu pilihan itu kurang ekonomis.

Simak tip KONTAN dalam mencermati dan memilih produk tabungan bank, berikut:

Tentukan tujuan
Langkah keuangan, sekecil apa pun itu, haruslah jelas tujuannya. Misalnya, Anda membutuhkan rekening tabungan yang kelak hanya akan Anda manfaatkan sebagai akun transaksi sehari-hari, pastikan fitur dan fasilitas yang ditawarkan produk itu memadai untuk kebutuhan Anda. Produk tabungan dengan jaringan ATM dan biaya transfer antarbank murah tentu lebih layak lirik. Tabungan yang tergabung dengan jaringan ATM Prima, misalnya, memungkinkan nasabah mengakses layanan transaksi tarik tunai, transfer antar bank di lebih dari 43.700 ATM 52 bank pesertanya.


Oh, iya, tengok juga ketersediaan fitur-fitur pembayaran biaya rutin seperti listrik, pulsa, asuransi, dan seterusnya. Lalu,  adakah fitur pembelian reksadana secara online dan fasilitas autodebit?

Demikian halnya jika Anda memutuskan membuka rekening tabungan untuk investasi jangka pendek, seperti menempatkan dana darurat, merencanakan dana haji melalui tabungan haji, atau liburan terdekat. “Investor yang konservatif umumnya lebih nyaman menempatkannya di tabungan,” ujar Mike Rini, perencana keuangan MRE Financial & Business Advisory.

Timbang biaya
Acapkali kelengkapan fasilitas dan fitur berbanding lurus dengan biaya yang dibebankan. Tapi, itu bukanlah harga mati. Jika Anda cermat meriset dan membandingkan berbagai macam tawaran produk tabungan, Anda sangat mungkin menemukan produk yang paling menguntungkan sekaligus ekonomis dari sisi biaya.

Jangan hanya terpana saat customer service bank membeberkan aneka macam fitur, bertanyalah dengan aktif terkait detail pembebanan biayanya, mulai dari biaya transfer rekening antarbank, biaya akses internet banking (token), dan SMS banking. Berapa persisnya biaya administrasi bulanan? Apakah kepemilikan ATM juga dibebani biaya sendiri?

Lalu, berapa kisaran bunga atau tingkat bagi hasil yang ditawarkan? Jika produknya tabungan rencana, penting juga untuk memastikan berapa besar biaya keterlambatan penyetoran dana? Atau, berapa besar penalti saat di tengah jalan Anda mencairkan tabungan?

Hitung keuntungan
Membeludaknya tawaran tabungan berkonsep deposito sekilas memang menggiurkan. Apalagi, melihat tawaran hadiah langsungnya yang tak main-main, mulai dari ponsel canggih, tablet mahal, hingga mobil.

Perencana keuangan menilai, sah-sah saja tergiur dan menempatkan duit di produk tabungan semacam itu. “Asalkan dana yang ditempatkan di situ memang benar-benar idle,” kata Ghozali.

Maklum saja, tenor tabungan berkonsep seperti ini biasanya lama. Dengan nominal cukup besar pula. Jangan lupa, ada biaya penalti jika di tengah jalan nasabah menarik dananya.

Pun halnya dengan tabungan rencana pendidikan atau haji, perlu dihitung tingkat efektivitasnya dibanding dengan jika dana dikembangkan di produk keuangan lain. Sebagai ilustrasi sederhana, Anda membuka tabungan berkonsep deposito dengan dana senilai Rp 48 juta dan dikunci selama dua tahun. Untuk itu Anda berhak memiliki gadget seharga Rp 7 juta.Dengan dana yang sama ditempatkan di reksadana return 10% per tahun, return yang Anda kantongi bisa sekitar Rp 9,6 juta atau lebih tinggi Rp 2,6 juta.

Reksadana lebih likuid karena jarang diikat tenor. Kalaupun ada biaya penjualan, nilainya tidak sebesar penalti tabungan berhadiah. Ilustrasi lain, Anda bisa memanfaatkan kartu kredit cicilan 0% untuk membeli gadget tersebut. Cicilan pembelian bisa dibiayai dari hasil return dana di reksadana.

Namun, tentu saja tak ada makan siang gratis. Hukum investasi high risk high return adalah fakta. Tabungan di bank, kendati beban pajak besar dan imbal hasilnya sulit diharapkan mekar, produk ini memiliki keunggulan utama, yakni kepastian hasil dan keamanan dana awal. Jadi, semua kembali pada tujuan Anda!                    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah

Terbaru