kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mario Draghi ECB lebih jago main poker ketimbang Haruhiko Kuroda BOJ


Rabu, 21 Maret 2018 / 15:12 WIB
Mario Draghi ECB lebih jago main poker ketimbang Haruhiko Kuroda BOJ
Mario Draghi dan Haruhiko Kuroda


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jika Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi tampak menunduk sedikit lebih rendah dari konferensi pers rutin sebelumnya, mungkin ECB akan memangkas rangsangan kebijakan moneternya.

Itulah kesimpulan dua peneliti Jepang yang telah menggunakan perangkat lunak kecerdasan buatan untuk menganalisa perubahan sepersekian detik dalam ekspresi wajah Draghi pada konferensi pers rapat kebijakannya.

Temuan ini mengikuti analisis serupa oleh peneliti yang sama terhadap Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda, tahun lalu. Waktu itu kedua peneliti juga mengklaim telah mengidentifikasi korelasi antara pola dalam ekspresi wajahnya dan perubahan kebijakan selanjutnya.

Yoshiyuki Suimon dan Daichi Isami, dua penulis laporan penelitian ini, berpikir bahwa perubahan halus dalam ekspresi wajah Draghi bisa mencerminkan rasa frustrasi yang mungkin dirasakan Draghi sebelum membuat penyesuaian kebijakan.

Studi mereka meliput konferensi pers Draghi dari bulan Juni 2016 sampai Desember 2017 dan menemukan tanda-tanda "kesedihan" sebelum dua perubahan kebijakan baru-baru ini, ketika bank sentral mengumumkan penghentian tapering pada bulan Desember 2016 dan pengurangan quantitative easing pada Oktober tahun lalu.

Namun, Suimon mencatat perubahan dalam skor emosi Draghi lebih kecil dari Kuroda. "Ini menunjukkan Draghi mampu mempertahankan kontrol lebih besar pada ekspresinya, apakah ia melakukannya secara sadar atau tidak," kata Suimon, yang merupakan penulis utama studi ini.

Baik dalam studi Kuroda dan Draghi, screenshot dari wajah para pembuat kebijakan ditangkap setiap setengah detik dari rekaman video.

Suimon dan Isami menganalisis gambar-gambar itu dengan sebuah program yang dikembangkan oleh Microsoft yang disebut "Emotion API". Program ini menggunakan algoritma pengenalan visual untuk memecah emosi manusia menjadi delapan kategori: kebahagiaan, kesedihan, kejutan, kemarahan, ketakutan, penghinaan, jijik, dan netral.

Mereka juga memeriksa ekspresi wajah Wakil Presiden ECB, Vitor Constancio, yang duduk di sebelah Draghi di konferensi persnya. Constancio menunjukkan lebih banyak sukacita bahkan saat skor sukacita Draghi turun.

Kiyoshi Izumi, profesor Universitas Tokyo, yang mengkhususkan diri dalam simulasi data mining dan simulasi pasar, mengatakan bahwa mempelajari ekspresi wajah simultan dari tim pembuat kebijakan, seperti Draghi dan Constancio, memberikan ukuran sampel yang lebih kuat.

"Beberapa orang -Presiden Draghi, dalam hal ini- lebih baik dalam bermain poker daripada Gubernur Kuroda. Jadi itu menarik dan layak dianalisis dalam konferensi pers secara keseluruhan," kata Izumi.

Suimon dan Isami mempresentasikan temuan terbaru mereka ke pertemuan Masyarakat Jepang untuk Kecerdasan Buatan (JSAI) pada hari Selasa (20/3). Pasangan ini belajar bersama di Graduate School of Frontier of the University of Tokyo dan melakukan penelitian dalam kapasitas pribadi mereka.

Suimon mengatakan mereka telah melihat konferensi berita terbaru Kuroda, dan belum menemukan data wajah untuk menunjukkan perubahan kebijakan besar yang akan segera terjadi. 

Pada bulan Oktober, Kuroda menertawakan gagasan bahwa kecerdasan buatan dapat menganalisis wajahnya untuk memprediksi perubahan dalam kebijakan moneter. Mencatat studi semacam itu hanya akan mendorong mereka yang diteliti untuk mengelola ekspresi wajah mereka lebih hati-hati.




TERBARU

[X]
×