kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,95   -19,57   -2.09%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyeduh laba dari teh ala negeri sakura


Sabtu, 03 November 2018 / 07:45 WIB
Menyeduh laba dari teh ala negeri sakura


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Usaha minuman teh kekinian masih tetap eksis hingga kini. Para pemain baru pun masih banyak bermunculan. Salah satunya adalah Kiri, teh kekinian ala Jepang.

Ini adalah usaha besutan Albert Teguh, pemain kemitraan, yang baru mulai usaha September 2018.  "Potensi usaha minuman seperti ini masih bagus ke depannya," katanya kepada KONTAN, Kamis (25/10).

Gayung bersambut, sudah ada 43 mitra yang berminat bergabung. Lokasinya tersebar dibeberapa kota seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan kota lainnya.

Bila tidak ada kendala, awal Desember nanti, ia akan membuka gerai Kiri perdana di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. Untuk gerai lainnya bakal dibuka satu persatu mulai tahun depan.  

Gerai tersebut nantinya akan menyediakan 15 varian menu. Seperti roasted tea latte, macha latte, atau red valvet dengan banderol harga antara Rp 15.000 sampai Rp 27.000 per wadah (cup). Plus ada garam menu tambahan atawa topping.

Adapun paket kemitraan yang Kiri tawarkan adalah sebesar Rp 150 juta. Nilai tersebut sudah termasuk franchise fee Rp 50 juta.

Untuk membuka satu unit gerai, mitra harus menyiapkan lokasi dengan luas minimal sembilan meter persegi dan empat orang karyawan. Selain itu, untuk menjaga kualitas produk manajemen mewajibkan mitra untuk mengambil bahan baku dari pusat.

Berdasarkan perhitungan Albert, waktu balik modal yang dibutuhkan mitra sekitar tujuh bulan. Dengan catatan dapat menjual sekitar 125 cup per hari.

Bila dikalkulasi, total target minimal penjualan per bulan sekitar Rp 75 juta. Setelah dikurangi biaya produksi dan operasional, porsi keuntungan bersih yang dapat dikantongi mitra sekitar 30% dari total omzet per bulan.

Konsultan usaha Djoko Kurniawan, menilai bisnis itu masih bisa berjalan meski harus perlu mengedukasi pasar lebih keras lagi. Sebab budaya minum teh di Tanah Air belum seperti minum kopi yang sudah menjamur.

Kalau sudah berhasil, tugas pebisnis belum usai. Justru masih perlu keras keras lagi untuk bisa mengawasi kualitas produk dari para mitra agar punya standardisasi. Langkah selanjutnya yang tidak kalah penting adalah terus berpromosi dengan ragam cara supaya pelanggan baru mau datang. Sambil menjelaskan manfaat teh tersebut bagi kesehatan tubuh.         

Kiri
Mal Taman Anggrek
Jakarta Barat
HP: 089527269696

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×