kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mudah dikembangkan dengan teknik okulasi (2)


Rabu, 22 Maret 2017 / 14:24 WIB
Mudah dikembangkan dengan teknik okulasi (2)


Reporter: Danielisa Putriadita, Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Meski banyak diimpor, pembibitan jeruk jari budha sejatinya cukup mudah. Tanaman ini juga bisa dikembangbiakkan di dataran tinggi dan rendah.

Soejokto William, pembudidaya asal Jakarta menjelaskan, jeruk yang bentuknya menyerupai lima jari manusia ini warna buahnya hanya akan tampak hijau kekuningan bila ditanam di wilayah dataran rendah. Bila ingin menghasilkan warna kuning maksimal, pohon harus tumbuh di dataran tinggi.

Tanaman yang banyak ditemukan di China ini dapat dikembangbiakkan dengan cara tempel batang. Sebaiknya, memakai pohon jeruk yang tumbuh dari biji sebagai indukan. Kemudian buat lubang pada batang dan sisipkan batang jeruk jari budha didalamnya. Lalu, tutup dengan plastik berisi tanah. "Bisa memakai pohon jeruk apa saja sebagai induk," jelas Soejokto. 

Tunas baru akan muncul setelah 1,5 bulan kemudian. Tapi, biarkan dulu. Baru, setelah batang mencapai panjang 40 cm, Anda bisa memotongnya untuk dipindahkan dalam polibag  berisi campuran tanah gembur dan sekam. Perbandingannya 1:1.  

Agar tanaman tumbuh subur, pemupukan dilakukan sebulan sekali dengan pupuk organik. Setelah tampak akan berbuah, baru pupuk dengan NPK sesuai takaran. Soejokto bilang, bila terlalu banyak, tanaman bisa terbakar.

Tanaman cukup disiram sehari sekali. Tanaman ini bisa mencapai tinggi tiga meter sehingga ada pemangkasan rutin supaya tanaman tetap tampak indah.

Frentiastono, pembudidaya jeruk jari budha asal Magelang, Jawa Tengah, membibitkan jeruk jari budha dengan teknik okulasi atau tempel mata tunas. Dengan cara ini, dia menyiapkan batang indukan terlebih dulu. Setelah siap, perbanyakan bibit baru dilakukan. Kini, Frentiastono telah berhasil memperbanyak bibit jeruk jari budha sebanyak 40 batang.

Dalam melakukan okulasi, Frentiastono menggunakan batang jeruk lokal yang banyak ditemukan di pasaran. Batang inilah yang dia jadikan sebagai batang bawah.

Tak hanya pembibitan, perawatan bibit jeruk jari budha juga mudah. “Kalau jeruk tidak ada teknik perawatan khusus, karena memang pohon jeruk gampang berkembang," terang Frentiastono.

Perawatan yang biasa Frentiastono lakukan pun hanya sebatas menyemprotkan obat untuk menghalau pohon termakan penyakit. Namun, dia pernah pula mengalami kegagalan saat memperbanyak bibit jeruk jari budha.

Terutama saat musim hujan, pembibitan okulasi ini rentang gagal. Seringnya terun hujan mengakibatkan tempelan okulasi mengembun hingga ke dalam batang, sehingga batang membusuk.

Keunggulan bibit jeruk jari budha yang tumbuh dari pembibitam okulas, kata Frentiastono adalah lebih cepat menghasilkan buah. Dalam satu hingga dua tahun bibit batang okulasi sudah dapat mengasilkan buah. Hal ini tentu jauh berbeda bila menanam bibit jeruk jari budha dari bentuk biji.        

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×