kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Musnahkan Wereng, Petani Minta Kompensasi Pemerintah


Senin, 21 Juni 2010 / 11:59 WIB
Musnahkan Wereng, Petani Minta Kompensasi Pemerintah


Reporter: Amailia Putri Hasniawati |

JAKARTA. Petani mau saja memusnahkan areal tanam padinya yang terkena wereng asal ada kompensasi dari pemerintah.

“Jangan hanya sekadar meminta," kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir. Menurutnya, petani butuh dana kompensasi sekitar Rp 1 juta- 2 juta per hektare.

"Petani tahu cara mengatasi WBC, tetapi lebih butuh dana untuk membeli beras sehingga lahan yang terserang dibiarkan saja," ujarnya.

Berdasarkan data Direktorat Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, luas serangan wereng batang coklat (WBC) pada periode Januari-Mei 2010 mencapai 30.159 hektare (ha). Sementara, luas lahan padi yang puso 303 ha.

Jika dibandingkan periode Januari-April 2010, luas areal tanaman padi yang terserang WBC dan luas areal tanaman padi yang puso tersebut menunjukkan peningkatan. Pada empat bulan pertama tahun 2010, luas areal yang terkena WBC sebesar 26.892 ha. Sementara yang puso 274 ha.

Sebelumnya, Bayu pernah mengatakan, Kementerian Pertanian tengah berusaha mengajukan dana yang digolongkan sebagai dana bantuan bencana ke Kementerian Keuangan. Dana tersebut nantinya akan diserahkan kepada petani sebagai pengganti pendapatannya yang hilang akibat eradikasi hama wereng.

Sayangnya, kata Bayu, pengajuan dana tersebut belum mendapat respon. Maka, "Saat ini program bantuan yang ada hanya subsidi benih dan pupuk," katanya.

Winarno mengingatkan, jika permasalahan tersebut tidak cepat diselesaikan, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap produksi padi nasional. Ia memperkirakan, penurunan produksi padi akibat serangan hama, banjir dan kekeringan tahun ini bisa mencapai 10%.

“Sekarang saja sudah terlihat tandanya, harga beras naik Rp 500-Rp 1.000 per kilogram (kg), yang medium menjadi Rp 6.000 per kg, yang premium sudah Rp 7.000 per kg,” terang Winarno.

Tahun ini pemerintah menargetkan produksi padi nasional bisa mencapai 64,8 juta ton. Tahun lalu, produksi padi sekitar 63,8 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×