kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Okupansi kantor di Jakarta diprediksi turun hingga 4%


Rabu, 04 Juli 2018 / 17:30 WIB
Okupansi kantor di Jakarta diprediksi turun hingga 4%
ILUSTRASI. Perkantoran Jakarta


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Okupansi perkantoran di Jakarta sampai akhir tahun 2018 diperkirakan masih akan mengalami penurunan sekitar 3% hingga 4%. Walaupun di separuh pertama tahun ini permintaan sewa masih mengalami peningkatan.

Lembaga riset properti, Colliers International Indonesia memperkirakan peningkatan permintaan sewa masih akan berlanjut hingga semester II. Namun, okupansi diprediksi masih menurun karena tingkat kekosongan ruang perkantoran di Jakarta masih cukup besar.

Total perkantoran kosong di Jakarta sampai Kuartal II-2018 mencapai 2 juta meter persegi (m²). Ini akan membuat tingkat okupansi kantor di central business district (CBD) Jakarta akan turun menjadi 79% di akhir tahun, atau terendah dalam beberapa tahun terakhir. 

"Sementara di luar CBD masih 81%, ada penurunan 2% hingga 2,5% dari tahun sebelumnya," jelas Ferry Salanto, Konsultan Properti Senior Associate Director Colliers Indonesia, Rabu (4/7).

Permasalahan perkantoran di Jakarta menurut Ferry masih sama yaitu kelebihan pasokan. Walaupun saat ini rencana pembangunan proyek baru tidak ada banyak, namun total penambahan pasokan dari tahun 2018 sampai 2021 dari proyek-proyek yang sedang dibangun akan mencapai 11,5 juta m², dimana 7 juta m² berada di area CBD.

Sementara Colliers melihat pembangunan baru diperkirakan akan mulai bertambah lagi pada 2021-2023 karena investor asing melihat pasar perkantoran di tahun tersebut akan kembali menjajikan.

Ferry menambahkan, permintaan ruang kantor yang terjadi juga didorong oleh relokasi tenan yang melakukan perpindahan dari satu kantor ke kantor lain. Sehingga menurutnya akan banyak menopang okupansi perkantoran.

Pasar perkantoran saat ini masih didominasi oleh tenan market sehingga pemilik properti akan memberikan penawaran sewa yang lebih rendah dan kontrak yang lebih fleksibel untuk memberikan opsi keuntungan yang lebih menarik bari para penyewa. "Kami melihat bisnis coworking space masih akan berkembang dan jadi pendorong utama bisnis pekantoran," kata Ferry

Dengan adanya peningkatan permintaan sewa, secara umum Colliers melihat bahwa pasar perkantoran mengalami perbaikan. Hanya saja, permintaan itu memang tidak sejalan dengan peningkatan harga sewa. Ferry bilang, fokus pengembang saat ini adalah bagaimana agar okupansi tetap terjaga sehingga tidak bisa sembarangan mengerek sewa.

Colliers memperkirakan harga penawaran sewa perkantoran di Jakarta akan naik 1%. "Tapi ini perkiraan harga penawaran saja. Kalau harga transaksi perkiraan kami bisa turun 20% hingga 30% dari tahun lalu. Tapi sulit untuk menelusuri harga traksaksi karena itu deal rahasia antara pemilik geedung dan penyewa," kata Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×