kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45998,34   4,74   0.48%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panca Mitra targetkan ekspor naik 100% pada 2018


Minggu, 18 Maret 2018 / 21:49 WIB
Panca Mitra targetkan ekspor naik 100% pada 2018
Pabrik olahan udang PT Panca Mitra Multiperdana


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SITUBONDO. PT Panca Mitra Multiperdana menargetkan volume ekspor udang pada tahun ini mencapai 20.000 ton. Jumlah tersebut naik 100% dibandingkan volume ekspor tahun lalu yang sebesar 10.000 ton.

Peningkatan target ekspor seiring mulai beroperasinya pabrik anyar di Situbondo. Pabrik dengan nilai investasi US$ 20 juta ini beroperasi sejak 1,5 bulan lalu dan ditargetkan beroperasi penuh pada tahun ini.

Dengan tambahan pabrik tersebut, kini perusahaan yang berniat menggelar initial public offering (IPO) pada 2018 ini telah memiliki total enam pabrik. Rinciannya, empat pabrik di Situbondo dan dua pabrik di Tarakan, Kalimantan.

Sebagai gambaran, Panca Mitra merupakan pengolah dan pembekuan udang yang mengusung merek Leader dan Perdana. Hasil produksinya berupa udang vaname mentah, udang windu mentah dan olahan udang. Seluruh hasil produksi diekspor, dengan porsi terbesar ke pasar Amerika Serikat sebesar 70%. Kemudian, 20 pasar Jepang. Sisanya, Singapura, Hong Kong, Uni Eropa dan Australia.

"Kami pengekspor terbesar kedua ke pasar Amerika serikat, setelah India," kata Presiden Direktur Panca Mitra Martinus Soesilo di Situbondo, Minggu (18/3).

Harga jual udang vaname mentah sebesar US$ 11 per kilogram (kg), sementara udang windu mentah dihargai US$ 16 per kg. Sedangkan, produk olahan berkisar 0,3 cent hingga 0,5 cent per ekor.

Ekspor udang ke AS terus meningkat. Pada 2015, volume ekspor Panca Mitra ke negeri Paman Sam sekitar 4.426 ton. kemudian naik menjadi 4.773 ton pada 2016 dan naik lagi menjadi 7.085 ton pada 2017.

Menurut Komisaris Utama PT Panca Mitra Soesilo Soebardjo, pihaknya akan mempertahankan porsi pasar ekspor seperti saat ini. Sebab, meski permintaan naik, tapi tetap harus menyesuaikan dengan kapasitas produksi. "Volume ekspor bisa bertambah, tapi porsi terbesar tetap ke AS," ucapnya.

Perusahaan yang beroperasi sejak 2004 silam ini mampu bersaing di pasar global dengan menjaga kualitas produk. Bahkan, sekitar 36.000 ton dari total volume ekspor tahun lalu yang mencapai 10.000 ton, telah mengantongi sertifikasi BAP bintang empat. Sertifikat ini sebagai syarat untuk ekspor ke sejumlah negara. Untuk sertifikasi tersebut, tahun lalu, Panca Mitra merogoh kocek sebesar US$ 78.000.

Soesilo bilang, rata-rata modal kerja satu tahun mencapai US$ 200 juta. "Dana terbesar modal kerja, karena biaya produksi sebesar 80% berupa pembelian raw material," tuturnya.

Selain juga, pengeluaran untuk gaji pekerja yang cukup besar. Asal tahu saja, saat ini, pabrik di Situbondo mempekerjakan 3.000 orang, sedangkan, pabrik di tarakan sekitar 700 pekerja. Ditambah dengan staf sekitar 300 orang, maka perusahaan ini mempekerjakan total 4.000 pekerja.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×