kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah cari pasar alternatif untuk kedelai


Minggu, 05 Juli 2015 / 21:37 WIB
 Pemerintah cari pasar alternatif untuk kedelai


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

KUPANG. Pemerintah akan mencari pasar alternatif untuk kedelai. Hal ini untuk mengurangi beban Bulog yang diminta untuk dapat menyerap kedelai petani.

Produksi kedelai tahun 2015 pada angka ramalan 1 (Aram 1) sebesar 998.870 ton biji kering atau naik 4,5% dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi kedelai terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 24.670 ha. Kondisi ini sejalan dengan adanya peningkatan produktivitas sebesar 0,09 kuintal per hektar atau sekitar 0,58% dibandingkan tahun lalu.

Maman Suherman, Direktur Budidaya Serealia Kementerian Pertanian (Kemtan) menyebut sampai akhir tahun produksi kedelai ditargetkan mencapai 1,2 juta ton biji kering. Sejalan dengan kenaikan produksi, Kemtan akan menjalin kerjasama dengan industri untuk bisa menyerap hasil panen kedelai.

"Jadi tidak hanya Bulog yang beli tapi juga industri seperti: pabrik kecap dan susu kedelai," ujar Maman pada akhir pekan lalu. Ia menyebut petani kedelai di Garut dan Jawa Tengah telah menjual hasil panennya ke industri.

Meski diakui belum bisa memutus ketergantungan impor. Namun pemerintah optimis secara bertahap dapat mengurangi impor kedelai. Impor kedelai diperkirakan mencapai mencapai 1,1 juta ton dari kebutuhan 2,2 juta ton.

Di sisi lain, Kemtan telah mengusulkan harga pembelian pemerintah (HPP) kedelai baru kedelai sebesar Rp 8.400 per kg dibandingkan tahun lalu sebesar RP 7.500 per kg. Saat ini usulan HPP telah berada di Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko). Namun usulan harga tersebut jauh lebih rendah dari keinginan petani sebesar Rp 10.000 per kg. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×