kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah pastikan tidak impor gas pada 2019


Selasa, 21 November 2017 / 14:03 WIB
Pemerintah pastikan tidak impor gas pada 2019


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana impor gas tahun 2019 yang sempat dilontarkan pemerintah kemungkinan besar akan dibatalkan. Itu lantaran masih melimpahnya stok gas dalam negeri.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar bilang, salah satu keyakinan tidak adanya impor gas adalah masih berlimpahnya produksi gas nasional.

"Estimasi kita mungkin tidak akan impor gas pada tahun 2019, apalagi jika sumber-sumber gas mulai produksi seperti Masela," kata Arcandra disela forum diskusi Gas - LNG Infrastructure Transport and Logistic, Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (21/11).

Selain Blok Masela dengan cadangan 10,73 triliun cubic feet (tcf), ada beberapa blok lainnya yang diproyeksikan akan menambah produksi gas seperti Blok A Aceh dengan cadangan gas 563 bscf, yang rencananya akan berproduki pada kuartal 4 2017.

Lapangan Jangkrik, dengan cadangan gas mencapai 2,27 tcf, telah berproduksi pada kuartal ke 3 2017 sebesar 450-600 mmscfd.

Kemudian lapangan Jambaran Tiung Biru, dengan cadangan 2,5 tcf, akan mulai produksi pada 2020 sebanyak 172 mmcfd.

East Natuna, dengan cadangan gas 46 tcf. Lapangan Madura, telah berproduksi pada kuartal pertama 2017 sebesar 110 mmscfd. Indonesian Deep Water Development (IDD) telah memproduksi gas sebeasr 110 mmscfd dengan cadangan gas 100,41 bscf.

Serta, Tangguh Train 3 ditargetkan berproduksi pada kuarta 2 2020, sebesar 700 mmscfd serta dan Wasambo, berproduksi pada awal tahun 2017 sebesar 70 mmscfd.

Selain produksi gas yang melimpah, serapan gas domestik dari sektor ketenagalistrikan juga diperkirakan akan berkurang.

Arcandra menuturkan dalam data Kementerian ESDM untuk tahun 2019, produksi LNG diproyeksikan sekitar 250 kargo termasuk dengan proyeksi kebutuhan PLN.

Sebelumnya, ia juga sempat menyatakan konsumsi gas PLN diperkirakan akan menurun dalam beberapa waktu ke depan menyusul disesuaikannya target penyelesaian proyek 35.000 Megawatt (MW), sehingga pembangkit listrik bertenaga gas juga dievaluasi target penyelesaiannya.

"Kita punya uncommitted berdasarkan untuk alokasi yang tadinya untuk PLN," imbuh Arcandra.

Pada neraca gas 2016-2035 yang dirilis Kementerian ESDM sebelumnya, Indonesia diperkirakan akan mulai mengimpor gas pada 2019. Namun demikian, menurut Arcandra, data tersebut tidak tepat tanpa mempertimbangkan adanya ketersediaan infrastruktur.

"Saat ini sedang direvisi, akhir tahun ini mudah-mudahan selesai. Dalam narasi neraca gas jika kita impor 2019 kita tidak punya infrastruktur," tandasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×