kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan tergerus, Indo Komoditi Korpora (INCF) merugi di akhir kuartal I 2018


Jumat, 08 Juni 2018 / 19:56 WIB
Pendapatan tergerus, Indo Komoditi Korpora (INCF) merugi di akhir kuartal I 2018
ILUSTRASI. Petani menyadap getah karet


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laporan keuangan PT Indo Korpora Komoditi Tbk (INCF) di awal tahun tidak terlalu cemerlang. Pada periode tiga bulan pertama 2018, emiten di bidang perindustrian dan perdagangan karet ini mencatat pendapatan Rp 104,41 miliar.

Angka tersebut turun 25,69% dibanding perolehan akhir Maret tahun lalu yang sebesar Rp 162,35 miliar.

Pendapatan penjualan karet bongkah (SIR 20) mengalami penurunan, sementara perusahaan tak mencatat pemasukan dari dry jelutung.

Pada laporan keuangannya, Indo Korpora mencatat rugi Rp 7,36 miliar akhir Maret lalu, berbanding terbalik dari periode sama tahun 2017 dengan perolehan untung Rp 7,47 miliar.

Presiden Direktur INCF Sujaka Lays enggan merinci alasan di balik rugi tersebut. Serupa, sekretaris korporasi Dessy Roza, juga enggan menjelaskannya. Dia menyebut, laporan keuangan periode tersebut belum dapat dijabarkan lebih lanjut lagi.

"Untuk paparan publik ini kita cut off dulu di laporan kinerja tahunan, yang kuartal pertama tahun ini belum bisa," jelas Dessy, kepada Kontan.co.id, Jumat (8/6).

Mengulik laporan keuangan emiten pada periode tersebut, pendapatan perusahaan tak dapat menutup beban. Meskipun, harga pokok penjualan (HPP) mengalami penurunan di kuartal pertama 2018 menjadi Rp 97,71 miliar. Perusahaan hanya mengandalkan pendapatan dari karet, sementara jelutung tak menyumbang pemasukan.

Alhasil, laba kotor Indo Korpora di akhir Maret 2018 sebesar Rp 6,69 miliar, sementara di akhir Maret 2017, masih mengantongi Rp 20 miliar.

Di sisi lain, beban keuangan perusahaan membesar. Salah satunya, beban keuangan yang naik menjadi Rp 8,18 miliar, sementara setahun sebelumnya hanya Rp 6,3 miliar. Sedangkan beban pemasaran, beban umum dan administrasi mengalami penurunan tipis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×