kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,20   3,85   0.41%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan harga BBM untuk kendalikan inflasi


Rabu, 30 Maret 2016 / 20:59 WIB
Penurunan harga BBM untuk kendalikan inflasi


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia

NUSA DUA. Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi dan Premium diyakini akan berdampak positif pada pengendalian inflasi ke dapan. Bank Indonesia (BI)  juga optimistis kebijakan pemerintah ini akan membuat harga-harga komoditas di dalam negeri tetap stabil.

Arief Hartawan, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI mengatakan, pengaruh penurunan BBM akan berdampak positif secara langsung maupun tidak langsung.

"Secara langsung akan berpengaruh pada inflasi sebab produk ini ada dalam basket kami, sedangkan tak langsungnya juga akan berpengaruh misalnya pada penurunan biaya transportasi," kata dia, Rabu (30/3).

Asal tahu saja, pemerintah telah memutuskan penurunan BBM jenis solar bersubsidi dan premium masing-masing Rp 500 per liter mulai 1 April depan.  Sehingga, harga baru premium menjadi Rp 6.450 per liter, dan solar bersubsidi menjadi Rp 5.150 per liter.

Menurut Arief, dengan penurunan harga minyak dunia yang diimplementasikan dengan keputusan penurunan harga BBM , BI optimistis target inflasi sebesar 4% plus minus 1% akan tercapai pada akhir 2016 mendatang. "Inflasinya akan terkendali dan tidak bergejolak," katanya.

Dia menambahkan, penurunan harga BBM ini juga dapat meredam potensi gejolak inflasi dari konsumsi listrik. Di mana pemerintah berencana memangkas masyarakat penerima subsidi listrik, dengan program peningkatan daya dari golongan rumah tangga 900 VA menjadi golongan 1.300 VA.

"Kami sudah hitung secara konservatif, rencana pemerintah geser subsidi listrik, dengan memindahkan pengguna 900 VA ke 1.300 VA tidak berdampak besar. Tarif listrik juga berpotensi turun dengan melihat perkembangan harga minyak," kata dia.

Terpisah, Dendi Ramdani, Ekonom Bank Mandiri mengatakan, turunnya harga BBM tidak berpengaruh banyak pada peningkatan daya beli masyarakat. Sebab, perubahan harga yang ditetapkan pemerintah tidak begitu signifikan.

Padahal, penurunan harga minyak dunia sudah cukup dalam, sehingga sepatutnya harga BBM juga turun lebih jauh. Menurut dia, apabila harga premium dan solar turun lebih dalam lagi, daya beli masyarakat tentu dapat melonjak serta berdampak pada pergerakan ekonomi.

"Saya melihat harga bensin ron 95 yang setara pertamax plus di Malaysia harganya sekitar Rp 5.400 per liter, seharunya harga BBM premium di Indonesia bisa turun menjadi Rp 4.000 per liter," kata dia,

Menurut Dendi, pengaruh penurunan BBM memang diproyeksikan dapat menurunkan inflasi tahunan, yang semula diprediksi 5% menjadi 4,5%. "Penurunan BBM ini lebih banyak ke dampak turunannya berupa inflasi yang lebih terjaga dengan penurunan biaya produksi," ujar dia.

Muhammad Yazid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×