kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan harga kedelai internasional tak berdampak ke harga kedelai lokal


Rabu, 08 Agustus 2018 / 18:13 WIB
Penurunan harga kedelai internasional tak berdampak ke harga kedelai lokal
ILUSTRASI. Kedelai


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syariffuddin mengatakan, penurunan harga kedelai internasional tak berpengaruh pada harga kedelai di dalam negeri saat ini.

Pasalnya, meski harga kedelai di Amerika menurun, namun nilai tukar dollar di dalam negeri pun turut mengalami kenaikan.

“Di sini masih stabil, karena nilai dolarnya meningkat. Jadi kalau sebelumnya Rp 7.050 per kilogram harga importir, saat ini juga sekitar Rp 7.100 per kg. Tidak ada penurunan,” ujar Aip kepada Kontan.co.id, Rabu (8/8).

Aip membeberkan, dalam beberapa waktu terakhir harga kedelai di Amerika Serikat memang mengalami penurunan sekitar 5%. Namun, dia tak merinci berapa besar harganya karena harga kedelai terus mengalami perubahan.

Tak hanya karena dollar yang menguat, menurut Aip, kedelai yang diimpor ke Indonesia juga membutuhkan waktu sekitar 55 hari.

Karena itu, penurunan harga internasional saat ini tak langsung berdampak pada harga kedelai lokal. Apalagi, menurutnya harga kedelai internasional mengalami perubahan setiap hari.

Aip mengatakan, impor kedelai tahun ini akan berkisar 2,3 - 2,5 juta ton. Dari jumlah tersebut, 1,8 juta akan digunakan untuk tahun dan tempe.

Tak hanya dari impor, kebutuhan kedelai untuk tahu dan tempe juga turut menyerap kedelai lokal. Menurut Aip, terdapat sekitar 500.000 ton kedelai lokal yang digunakan untuk tahu dan tempe.

Harga kedelai lokal saat ini pun masih berkisar Rp 8.500 hingga Rp 11.000 per kg. Menurut Aip, melihat perbedaan harga ini membuat pemanfaatan kedelai yang diimpor lebih menguntungkan. Apalagi, hasil tempe yang dihasilkan lebih besar.

“Dengan 1 kg kedelai impor dan dicampur dengan bahan lain, tempe yang dihasilkan bisa 1,8 kg, sementara 1 kg lokal dicampur dengan bahan lain hanya sekitar 1,4 kg,” jelas Aip.

Meski begitu, Aip pun mengatakan pihaknya terus mendukung rencana pemerintah yang ingin swasembada kedelai. Namun, menurutnya harus ada pilot project dan tak hanya menyerahkannya kepada petani saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×