kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbaikan komoditas undang investasi ke Indonesia


Kamis, 26 Januari 2017 / 16:21 WIB
Perbaikan komoditas undang investasi ke Indonesia


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah siaga dengan tren pelemahan tren pelemahan investasi yang terjadi di tingkat global. Namun, pemerintah melihat investasi Indonesia pada tahun ini akan terbantu dari peningkatan harga komoditas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dalam satu dekade terakhir rata-rata investasi Indonesia tumbuh 6,8% year on year (YoY), suatu capaian yang moderat. Namun menurutnya, laporan Bank Dunia pada bulan Januari tahun ini, ketertarikan investor untuk berinvestasi di tingkat global melemah. Begitu juga dengan negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, pelemahan investasi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain, komoditas yang turun drastis setelah naik tinggi baik dari sisi harga maupun volume dalam dua hingga tiga tahun terakhir.

"Ini harus diwaspadai," kata Sri Mulyani saat paparan dalam acara Economic Forum CIMB Niaga di Hotel Ritz Carlton, Kamis (26/1).

Namun, dia bilang, tren harga komoditas kini mulai meningkat. Begitu juga dengan mulai meningkatnya volume perdagangan internasional Indonesia. Harga komoditas dan volume perdagangan yang meningkat menujukkan adanya peningkatan permintaan.

Jika permintaan meningkat, pelaku usaha kemudian meningkatkan investasinya sehingga permintaan kredit juga akan meningkat. Apalagi, sumber pembiayaan investasi dari tabungan domestik saat ini dinilai Sri Mulyani masih cukup tinggi.

"Kalau dilihat dari itu (harga komoditas dan volume perdagangan yang meningkat), maka kans untuk meraih pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari tahun lalu (juga) cukup besar," kata Sri Mulyani.

Oleh karena itu, ia juga meyakini pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini bisa mendekati angka 12% YoY, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun lalu yang diperkirakan berada di kisaran 7%-9% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×