kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkakas masak aluminium melonjak jelang akhir tahun


Selasa, 06 Desember 2011 / 15:44 WIB
Perkakas masak aluminium melonjak jelang akhir tahun
ILUSTRASI. Warga melintasi sebuah mural bertuliskan The New Normal di Tangerang, Selasa (26/5/2020). KONTAN/Panji Indra


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Perkembangan usaha kuliner di tahan air, menjadi berkah bagi produsen perkakas berbahan aluminium. Permintaan perkakas ini terus meningkat. Penjualan pun melonjak jelang akhir tahun, karena pengusaha katering kebanjiran order untuk Natal dan Tahun Baru.

Beragam alat memasak yang terbuat dari aluminium memang bukan barang baru. Namun, perkakas rumah tangga jenis ini masih punya konsumen.

Menurut Danur Indra, perajin sekaligus penjual perabotan masak dari aluminium asal Jakarta Barat, permintaan terhadap produknya terus meningkat seiring maraknya bisnis kuliner. "Makin banyak pebisnis kuliner, kebutuhan akan alat masak terus bertambah," ujar pria berusia 43 tahun itu.

Danur memulai usaha pembuatan perabot masak aluminium sejak 2004. Siiring meningkatnya permintaan sepanjang dua tahun belakangan ini, mampu mengerek omzet Danur hingga Rp 55 juta per bulan.

Bagi Danur, bisnis ini menjanjikan keuntungan menarik karena sifatnya yang minim risiko dan barang-barangnya tahan lama. Dengan memproduksi perkakas, seperti, dandang, loyang, cetakan kue, panci, centong, oven kompor hingga oven gas, ia bisa meraup untung bersih hingga 30%.

Harga jual beragam produk itu berkisar antara Rp 45.000 hingga Rp 3 juta. "Yang paling mahal adalah oven gas seharga Rp 3 juta," terang pemilik CV Berdikari Jaya itu. Danur menggunakan bahan baku berupa lempengan seng aluminium. Ia memperoleh bahan baku ini dari Jatinegara, Jakarta Timur.

Tak hanya kalangan ibu-ibu rumah tangga yang menjadi pasarnya, Danur juga memiliki pelanggan pengusaha katering, pemilik toko roti dan kue. Namun, pelanggan tetapnya adalah pengusaha katering yang memborong hampir 60% produknya. Hanya, pemasaran perkakas Danur ini masih terbatas di seputar Jabodetabek.

Masa menjelang akhir tahun, seperti saat ini, menjadi musim panen bagi Danur. Maklum, permintaan jasa katering melonjak tajam. Kondisi ini ikut mengerek permintaan perabot masak. "Memasuki Desember biasanya omzet saya naik hingga 20%," kata Danur.

Selain menjual produk jadi, Danur juga menyediakan layanan servis produk perabotan aluminium. "Ini menjadi strategi supaya pelanggan tetap setia," kata Danur.

Tak hanya di Jakarta. Kenaikan permintaan perkakas rumah tangga menjelang akhir tahun juga terlihat di UD Usaha Abadi di Surabaya. Yudi Hermawan, pemilik UD Usaha Abadi, permintaan meningkat hingga 40% karena jasa katering kebanjiran order mendekati Natal dan Tahun Baru.

Pada bulan-bulan biasa, Yudi bisa meraup omzet Rp 25 juta per bulan. Menjelang akhir tahun, penjualannya bisa mencapai Rp 35 juta.

Berbeda dengan Danur, Yudi lebih memfokuskan pada produksi pembuatan alat-alat masak utama seperti oven dan kompor gas. "Keuntungannya lebih besar," ujarnya. Selain pengusaha katering, Yudi menjual produknya pada para pedagang kelontong.

Melihat permintaan yang tak pernah surut, Danur dan Yudi yakin, bisnis pembuatan alat masak dari bahan aluminium masih tetap menjanjikan di masa datang. Bisnis kuliner yang merambah daerah, terus menghidupkan bisnis ini. Perkakas jenis ini banyak dicari karena harganya murah tapi tetap memberikan kualitas yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×