kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina Genjot Kembali Pangsa Pasar Pelumas


Selasa, 16 Maret 2010 / 09:57 WIB
Pertamina Genjot Kembali Pangsa Pasar Pelumas


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Pangsa pasar pelumas PT Pertamina yang pernah mencapai 85% memang terus merosot, bahkan tinggal sekitar 50% gara-gara banyaknya pemain baru. Wajar saja apabila Pertamina menempuh berbagai langkah untuk kembali menaikkan pasarnya.
Tahun ini Pertamina ingin meningkatkan pangsa pasarnya pelumas menjadi 60%. "Tahun lalu, market share kami kan lebih dari 50%. Dan tahun ini kita ingin naik," kata Vice President Communication Pertamina, Basuki Trikora Putra, Jumat (12/3).

Basuki mengakui, itu bukan hal mudah. Namun, ia yakin Pertamina mampu memacu penjualannya. Hal ini karena Pertamina memiliki keunggulan dari produsen lain. Di antaranya, Pertamina memasok pelumas semua segmen konsumen, dari kelas atas hingga menengah dan bawah. "Selain itu masih ada industri-industri yang bisa menjadi peluang untuk Pertamina masuk," lanjut Basuki.

Penyebab lainnya, tutur dia, Pertamina memiliki kualitas produk dan jalur distribusi yang luas. Pertamina juga unggul dalam hal strategi harga. "Dengan memiliki unit pengolahan di Indonesia, harga pelumas Pertamina sangat kompetitif", katanya. Itu sebabnya, dari volume pasar pelumas di Indonesia per tahun berkisar 600.000 hingga 625.000 kiloliter (kl), Pertamina masih menguasai 55%. Produk unggulannya diantaranya Meditran SX, Mesran Prima XP, Fastron.

Pertamina juga berniat mendirikan anak perusahaan yang khusus menangani bisnis pelumasnya tahun ini. Anak usaha itu dibentuk dengan melihat kondisi persaingan dagang yang kian ketat.

Manajer Pemasaran produsen pelumas PT Topindo Atlas Asia, Derrick, memprediksi, industri pelumas di 2010 akan kembali seperti 2008 seiring membaiknya industri otomotif nasional. Pada tahun 2008, penjualan pelumas tercatat 7 juta liter senilai Rp 7 triliun. Tahun 2009, penjualan tersebut turun di 2009 menjadi 5 juta liter senilai Rp 6 triliun. "Tahun ini, mungkin tumbuh sekitar 20-30%," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×