kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN bidik konversi 1 juta kompor LPG ke kompor listrik induksi di tahun ini


Minggu, 04 April 2021 / 18:56 WIB
PLN bidik konversi 1 juta kompor LPG ke kompor listrik induksi di tahun ini
ILUSTRASI. Peluncuran program konversi satu juta kompor elpiji menuju kompor induksi oleh PLN.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) berupaya mengembangkan pemanfaatan listrik untuk kebutuhan sehari-hari (electrical lifestyle). Salah satunya dengan mendorong program kompor listrik induksi.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menyampaikan, penggunaan kompor induksi akan digenjot lewat konversi kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Pada tahun ini, gerakan konversi kompor LPG ke kompor induksi ditargetkan bisa berjalan hingga 1 juta unit.

Dalam pantauan PLN, hingga bulan Maret 2021, sudah ada lebih dari 50.000 pemakai baru kompor induksi. "Saat ini dari pengamatan produksi dan penjualan kompor induksi, sudah 50.000 lebih terjual di tahun 2021," kata Bob saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (4/4).

Baca Juga: Erick Thohir percepat pembentukan holding BUMN panas bumi

PLN pun menjalankan strategi untuk menggandeng proyek perumahan agar para pengembang bisa menawarkan paket rumah dengan kompor induksi. Dengan begitu, penggunaan kompor induksi rumah tangga ditargetkan bisa terdongkrak.

Bob bilang, PLN berharap para pengembang bisa menggandeng pabrikan kompor induksi lokal, sehingga meningkatkan pasar industri dalam negeri. Namun, Bob menegaskan bahwa pengadaan kompor induksi tersebut bukan menjadi kewenangan PLN, melainkan dilakukan oleh pengembang atau konsumen

Adapun, PLN sendiri berkomitmen untuk memberikan kemudahan dan potongan biaya (diskon) dalam penyambungan listrik dan kesiapan daya yang dibutuhkan. Dia memastikan, belum ada penetapan produk atau merek kompor induksi tertentu yang khusus dipakai dalam program ini.

"Pemerintah belum menetapkan, karena sifat program masih voluntary, belum dibiayai oleh APBN untuk pengadaan kompornya. Jadi diserahkan ke masing-masing pengembang dan konsumen. Namun kami mendorong produk lokal," pungkas Bob.




TERBARU

[X]
×