kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi alat berat menggeliat, pelaku industri belum mau revisi target


Minggu, 22 Juli 2018 / 18:03 WIB
Produksi alat berat menggeliat, pelaku industri belum mau revisi target
ILUSTRASI. Alat berat yang didistribusikan PT Kobexindo Tractors Tbk KOBX


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi alat berat terus menggeliat positif di semester I-2018. Hanya saja pelaku industri belum mau mengubah target penjualan.

Mengutip data Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat hingga semester I-2018 tercatat sebesar 3.379 unit atau naik 36,9% dari periode sama tahun lalu 2.467 unit.

Di semester pertama tahun ini, alat berat jenis hydraulic excavator masih mendominasi produksi sejumlah 3.040 unit. Selanjutnya disusul dengan bulldozer, dump truck, dan juga wheel loader.

Jamaludin, Ketua Hinabi menjelaskan permintaan terbagi rata antara tambang dan konstruksi. Sebanyak 40% permintaan dari tambang, 40% dari konstruksi, dan sisanya 20% berasal dari sektor agri serta perhutanan.

"Melihat hasil ini positif ini kami belum ada revisi target," kata Jamaludin kepada Kontan.co.id, Minggu (22/7). Adapun tahun ini menargetkan produksi mencapai 7.000 unit.

Penyebaran daerah permintaaan alat berat merata. Di Sumatra dan Kalimantan kebutuhan untuk tambang. Sedangkan di Jawa untuk kebutuhan konstruksi.

Kondisi yang sama juga dialami oleh para pelaku industri. Misalnya saja PT United Tractors Tbk (UNTR). Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis mengatakan, data sampai Juni belum keluar. Namun pihaknya optimistis target penjualan 4.500 unit alat berat pada tahun ini dapat tercapai. "Permintaan utama masih dari tambang," kata Sara kepada Kontan.co.id, Jumat (20/7).

Martio, Direktur PT Kobexindo Tractors Tbk menjelaskan, penjualan pada semester I-2018 telah naik 40% dibanding periode sama tahun lalu. Hanya saja hasil positif ini tidak mengubah target penjualan tahun ini sebesar 40% dibanding tahun lalu. "Kenaikan semester II-2018 tetap dari pertambangan seiring dengan membaiknya harga komoditas," kata Martio.

Investor Relations Strategist PT Intraco Penta Tbk (INTA), Ferdinand D menjelaskan, penjualan alat berat sampai akhir Juni 2018 mencapai Rp 1,12 triliun, naik dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 570,6 miliar. Secara unit juga naik sebanyak 499 unit di semester I-2018 atau naik dari periode sama tahun lalu sebesar 275 unit.

"Faktor yang mempengaruhi selain tambang juga dari infrastruktur. Tambang berkontribusi sekitar 64%," kata Ferdinand. Dia memperkirakan, semester II-2018 kondisi permintaan masih positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×