kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi feronikel terancam turun


Sabtu, 25 Juli 2015 / 09:19 WIB
Produksi feronikel terancam turun


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Nasib apes menimpa PT Aneka Tambang Tbk menjelang Lebaran kemarin. Salah satu bagian dari mesin produksi feronikel yakni transformer furnace-2 di pabrik FeNi II mereka rusak sejak 15 Juli 2015. Padahal Aneka Tambang menargetkan bisa memproduksi sekitar 20.400 TNi feronikel sampai dengan akhir tahun nanti. Target produksi tersebut lebih besar 21,06% dari realisasi produksi tahun lalu sebanyak 16.851 TNi feronikel. Kalau catatan penjualan tahun lalu adalah 19.700 TNi feronikel.

Sekretaris perusahaan Aneka Tambang Tbk, Tri Hartono, menyatakan bahwa kerusakan transformer furnace-2 tersebut membikin operasional pabrik FeNi II sempat berhenti. Tanpa menyebutkan detail, Tri bilang kejadian tersebut berpotensi mempengaruhi target pencapaian produksi feronikel tahun ini. Yang pasti, untuk meminimalisasi penurunan produksi feronikel, Aneka Tambang menggelar tiga strategi.

Pertama, menaikkan beban listrik pada furnace lain. Ini memungkinkan karena perusahaan berkode ANTM di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut masih memiliki kelebihan beban listrik. Dus, Aneka Tambang sedang mempercepat operasi Electric Smelting Furnace No. 4 (ESF-4). Asal tahu saja ESF-4 berkapasitas terpasang sebesar 38 megawatt (MW). EZF-4 ini menggantikan ESF-1 yang berkapasitas 18 MW di pabrik FeNi I. ESF-4 sendiri adalah bagian dari Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP).

Kedua, menaikkan kadar Ni di bijih nikel umpan pabrik. Tujuannya untuk meningkatkan level produksi. Ketiga, mempercepat perbaikan transformer furnace-2 itu sendiri. "Pastinya Aneka Tambang akan tetap berupaya agar produksi feronikel tidak terlalu banyak terganggu agar target tahun 2015 tercapai," ujar Tri kepada KONTAN, Jumat (24/7).

Dalam keterbukaan informasi BEI tertanggal 22 Juli 2015, manajemen Aneka Tambang juga mengabarkan sedang melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab kerusakan. "Kami tengah mengupayakan untuk mengetahui detil kejadian kerusakan pada transformer furnace di pabrik FeNi II ini dengan investigasi lengkap," ujar Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk Tedy Badrujaman.

Sebelum kejadian kerusakan transformer furnace-2 di pabrik FeNi II terjadi, Aneka Tambang tengah berupaya menyelesaikan penggarapan P3FP untuk memperbesar kapasitas produksi. Perusahaan tersebut membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan top blown rotary converter (TBRC).

Mereka berharap pembangunan PLTU dan TBRC rampung di kuartal IV-2015. Asal tahu saja penggarapan P3FP menelan biaya investasi US$ 600 juta di tahun ini. Aneka Tambang memenuhi kebutuhan biaya itu dari penerbitan obligasi, kas internal dan pinjaman bank. Aneka Tambang tak ragu menggelontorkan dana besar. Pasalnya, feronikel adalah kontributor terbesar setelah emas.

Sepanjang tahun 2014 misalnya, penjualan feronikel tercatat Rp 3,98 triliun. Nilai itu setara dengan kontribusi 42,25% terhdap total penjualan Rp 9,42 triliun. Lantas di kuartal I-2015, penjualan feronikel adalah Rp 813,89 miliar. Nilai itu setara dengan kontribusi 28,39% terhadap total penjualan Rp 2,87 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×