kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi kelapa masih kurang dari 15 miliar


Senin, 23 Oktober 2017 / 18:59 WIB
Produksi kelapa masih kurang dari 15 miliar


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi kelapa dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Ketua Umum Dewan Kelapa Indonesia Irawadi Jamaran mengungkap, produksi kelapa tahun ini masih menurun akibat produktivitas yang menurun dan petani yang beralih dari menanam kelapa menjadi komoditas lain.

Irawadi memperkirakan, hingga akhir tahun produksi kelapa akan sedikit berkurang dari rata-rata produksi kelapa dalam setahun yang biasanya berkisar 15 miliar butir.

"Sampai saat ini kami masih terus menghitung produksinya, tetapi diperkirakan memang turun sedikit dari 15 miliar butir," ujarnya, Senin (23/10).

Irawadi mengungkap, saat ini banyak petani kelapa yang beralih dan tidak meremajakan kebun kelapanya lantaran harga kelapa yang tidak baik. Saat ini harga kelapa di tingkat pabrik berkisar Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per butir, namun di tingkat petani harganya jauh lebih rendah.

"Berdasarkan data yang pernah kami terima, harga di tingkat pabrik pernah Rp 2.000 per butir, dan di tingkat petani hanya sekitar Rp 800 per butir. Kan itu ada sebesar Rp 1.200 yang hilang," ujar Irawadi.

Petani juga kehilangan gairah untuk menanam kelapa di dalam negeri karena kebanyakan pabrik membayar kelapa dengan sistem kredit atau baru membayar setelah beberapa bulan berikutnya. Padahal, menurutnya petani lebih senang bila kelapa yang mereka jual dibayar secara tunai. Karena itulah, terkadang pembeli di dalam negeri kalah bersaing dengan pembeli dari luar negeri.

"Sampai sekarang kita masih ekspor kelapa. Walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak, namun harga dari ekspor lebih bagus dan bayarnya tunai, sehingga pertani lebih memilih ekspor. Produksi kelapa juga masih mencukupi kebutuhan industri, namun terkadang ketika industri membutuhkan kelapa, barang tidak ada," ujar Irawadi.

Menurut Irawadi saat ini Dewan Kelapa Indonesia pun sedang berupaya merumuskan harga biaya yang tepat baik untuk petani, pedagang, serta pabrik. Menurutnya dengan harga yang tepat maka semua pihak bisa mendapatkan keuntungan.

Berdasarkan data yang dimilikinya, dia pun mengungkap bahwa diperkirakan luas areal tanam kelapa saat ini berkisar 3,6 juta hektar, dimana angka ini berkurang dari tahun sebelumnya yakni 3,8 juta hektar.

Menurut Irawadi melihat kondisi saat ini diperlukan bantuan dari pemerintah khusunya dalam hal peremajaan. Dia bilang, pada tahun depan pemerintah akan membantu peremajaan kebun kelapa dengan memberikan bantuan pengadaan bibit.

"Ini baik sekali bila pemerintah mau menggalakkan pengadaan bibit untuk peremajaan. Tetapi harus dikerjakan dan didukung oleh seluruh pihak karena sekarang petani banyak yang tidak peduli untuk meremajakan pohon kelapanya," tandas Irawadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×