kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi Semen Padang Mandek


Jumat, 02 Oktober 2009 / 07:12 WIB
Produksi Semen Padang Mandek


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. PT Semen Gresik Tbk (SMGR) ikut terguncang gempa dahsyat yang menggoyang Sumatera Barat. Aktivitas produksi PT Semen Padang, anak usaha SMGR, terhenti. Sebab, pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) terputus pasca gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter yang terjadi Rabu (30/9).

Lokasi pabrik Semen Padang berada di daerah Indarung, sekitar 14 kilometer dari Kota Padang. Kegiatan produksi Semen Padang kemungkinan baru akan kembali beroperasi paling cepat sepuluh hari mendatang. Perkiraan ini masih dengan catatan: apabila PLN benar-benar bisa mengalirkan listrik dalam tujuh hari ke depan.

Manajemen SMGR hingga kini belum bisa menghitung nilai kerugian akibat terhentinya produksi Semen Padang. "Saat ini kami masih mengevaluasi jumlah kerugian," kata Syaifudin Zuhri, Sekretaris Perusahaan SMGR, Kamis (1/10).

Namun Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian Benny Wachjudi menaksir, jika Semen Padang berhenti beroperasi selama 10 hari, maka potensi kerugiannya bisa mencapai Rp 120,789 miliar.

Hitungannya ini berdasarkan asumsi produksi Semen Padang seberat 17.400 ton per hari, dan harga satuan semen dari pabrik saat ini sekitar US$ 73,5 atau sekitar Rp 735.000 per ton (kurs Rp 10.000 per dolar AS).

Tergantung pasokan PLN

Hingga kini, Semen Padang belum memiliki pembangkit listrik sendiri. Praktis operasional pabrik ini sangat bergantung kepada pasokan listrik PLN. Setiap tahun, pabrik Semen Padang membutuhkan pasokan listrik 100-120 Megawatt (MW).

Saat ini sekitar 90% kebutuhan listrik Semen Padang masih tergantung pasokan dari PLN. "Generator kami tak akan mampu mencukupi seluruh kebutuhan listrik di pabrik Indarung," kata Agus Winarto, Hubungan Investor SMGR.

SMGR mengoperasikan empat pabrik di Padang, yakni pabrik Indarung II, Indarung III, Indarung IV dan Indarung V. Total kapasitas produksi keempat pabrik tersebut sekitar 5,9 juta ton per tahun.

Untuk menjaga pasokan semen di wilayah Sumatera, SMGR berencana menyuplai semen dari pabrik nya di Gresik dan Tonasa. Tanpa beroperasi sama sekali, pabrik Indarung masih memiliki persediaan semen sebanyak 45.000 ton. "Semen sebanyak itu hanya cukup untuk kebutuhan semen dalam tiga hari," ujar Agus.

Saat ini Semen Padang menjadi pemasok terbesar semen di Sumatera. Perusahaan ini menguasai 48% pangsa pasar semen di Sumatera, dengan total penjualan 9 juta ton setahun di wilayah itu.
Meski begitu, Syaifudin menambahkan, terhentinya produksi Semen Padang tidak akan mempengaruhi target produksi SMGR tahun ini sebanyak 18 juta ton.

Kepala Riset Recapital Securities Poltak Hotradero juga menduga target produksi SMGR tahun ini tidak bakal terganggu. "Sebab, produksi semen terbesar SMGR masih berasal dari pabrik yang berada di Gresik," katanya.

Poltak memperkirakan, setelah bencana gempa bumi ini permintaan semen di Sumatera kemungkinan akan meningkat untuk membangun infrastruktur yang rusak. "Ini bisa menjadi peluang bagi SMGR untuk meningkatkan pasokan semen di Sumatera," imbuhnya.

Secara umum, Poltak melihat prospek bisnis SMGR masih cerah. Sebab, konsumsi semen di Indonesia masih rendah, yang berarti potensi pertumbuhannya besar. Makanya, Poltak merekomendasikan beli saham SMGR. Namun ia belum menghitung target harga SMGR.

Kemarin (1/9), perdagangan saham SMGR ditutup di harga Rp 6.350 per saham, naik 0,79% dari perdagangan hari sebelumnya. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×