kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen bauksit memilih tetap bangun smelter


Jumat, 27 Maret 2015 / 11:19 WIB
Produsen bauksit memilih tetap bangun smelter
Sehari Kekayaannya Bertambah Rp 14,7 Triliun, Taipan Prajogo Pangestu Semakin Tajir.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pengusaha mineral komoditas bauksit tampaknya tidak patah arang meskipun usulannya untuk dapat mengekspor bijih alumunium tidak diakomodasi pemerintah. Kendati sama sekali tidak memperoleh pendapatan, pengusaha tetap berniat melanjutkan investasinya dalam merealisasikan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter).

Misalnya saja, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery dan PT Bintan Alumina Indonesia.

Erry Sofyan, Direktur PT Harita Prima Abadi Mineral mengatakan, proyek pembangunan pabrik dengan produk akhir berupa smelter grade alumina (SGA) yang tengah dikembangkan Well Harvest akan tetap jalan meskipun pemerintah tak memberikan insentif kemudahan ekspor bauksit.

"Kami tidak mungkin mundur lagi, apalagi konstruksinya sudah berjalan," kata Erry ketika dihubungi KONTAN, Jumat (27/3).

Harita merupakan anak usaha PT Cita Mineral Investindo Tbk yang mengempit 30% saham Well Harvest. Sedangkan kepemilikan terbesar di pabrik alumina itu digenggam oleh China Hongqiao Group Limited sebesar 55% saham.

Erry bilang, dalam pembangunan smelter itu pihaknya telah membelanjakan investasi senilai US$ 265,6 juta atau sekitar Rp 3 triliun. Rencananya, unit I dengan kapasitas 1 juta ton akan comissioning pada Desember mendatang.

Sementara, Zulnahar Usman, Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia mengatakan, perusahaannya telah mengantongi izin untuk pembangunan pelabuhan dari Kementerian Perhubungan untuk menunjang infrastruktur smelter di Bintan, Kepulauan Riau.

"Kami akan segera memulai konstruksi pelabuhan untuk mudahkan akses keluar barang dan mesin-mesin smelter. Setelah pelabuhan selesai, baru akan kami lanjutkan dengan dengan konstruksi smelter," ujar Zulnahar.

Untuk pembangunan pabrik alumina ini, Bintan menggandeng Nanshan Alumunium Co Ltd dengan investasi sekitar US$ 1 miliar. Bahkan, ke depan perusahaan tersebut juga berencana mengembangkan usaha dengan membangun smelter logam alumunium dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang total investasinya mencapai US$ 6 miliar.

Menurut Zulnahar, pekan ini pihaknya menggelar penandatangan kerja sama resmi dengan Nanshan Alumunium di China di hadapan Presiden Joko Widodo.

"Pemberian insentif harusnya diberikan ke pengusaha bauksit karena untuk membangun industri ini, kami harus membangun infrastruktur sendiri, misalnya pelabuhan maupun pembangkit," kata dia.

Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, selain Well Harvest dan Bintan, PT Aneka Tambang Tbk dan PT Indo Kapuas Alumina juga berencana membangun smelter bauksit di Tanah Air. "Kalau Aneka Tambang progresnya masih mencari partner," kata dia.

Asal tahu saja, pemerintah baru saja merilis Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 8/2015 terkait revisi Permen ESDM Nomor 1/2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian.

Di sana, pemerintah menetapkan komoditas bauksit tetap harus melalui proses pemurnian di Tanah Air sebelum dapat dijual di luar negeri. Adapun produk akhirnya dapat berupa alumina, proppant, chemical grade alumina (CGA), ataupun logam alumunium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×